Selasa, 09 September 2014

FF "Reminiscence" (PART 5) / Mistakes ? (실수 ?)



“Reminiscence”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)

Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun

Twitter : @IchaGaemGyu

Blog : www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com 


Main Cast : Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun

                        Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun a.k.a Cho Yeon Hyo

                        Tiara Shahnaz a.k.a Kwan Jiyoo

                        Donghae Super Junior a.k.a Lee Donghae



Sub Cast :      Leeteuk Super Junior a.k.a Park Jung Soo

Sungmin Super Junior a.k.a Lee Sungmin

                        Sandeul B1A4 a.k.a Lee Sandeul (Sungmin’s Brother)

Weny Olivia a.k.a Lee Via (Sungmin’s Sister)

Eftarinda Irmania Monellaricco a.k.a Cho Yeon Ri (Kyuhyun’s Sister)




As Tagged :   Eyiikk Yiikk Dewii a.k.a Park Tae Young (Leeteuk’s Sister)

Kimmymaruluvkyu a.k.a Choi Hye Rin

                        Kyky cyank a.k.a Kim Ji Hyun

Vadya Angel’elf Leeteuk a.k.a Sung Sang Soon

                        Lidyana Sutedja a.k.a Shin Min Sung





Genre : AU!, Romance, Comfort, Hurt

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu*

Super Junior belongs to ELF, but the fanfict is mine ~ 
  



Credit pict : Vania46



LINK FF “Reminiscence”
PART 1
“Reminiscence” (PART 1) / Hate ? (미워 ?)
PART 2
“Reminiscence” (PART 2) / Revenge (복수)
PART 3
“Reminiscence” (PART 3) / Choice (선택)
PART 4 
“Reminiscence” (PART 4) / Love ? (연애 ?)



Recommended Song :: Super Junior K.R.Y – Reminiscence
           
                                    Yiruma – When The Love Falls






FF “Reminiscence” *PART 5* / Mistakes ? (실수 ?)







            “Eomma... Apakah dugaanku dan Yeon Ri itu benar ? Yeon Hyo bukanlah yeodongsaeng kandung-ku ? Apakah itu benar eomma ? Jawab aku !” desak Kyuhyun yang membuat Nyonya Cho menggeleng tegas.

            “Yeon Hyo itu saudara kandung kalian ! Sejak dulu memang seperti itu !”

            “Jika Yeon Hyo memang saudara kandung-ku, tidak mungkin dia mempunyai golongan darah yang berbeda dari kita semua, eomma !” pekik Kyuhyun kesal.

            “Bisakah kalian berhenti mempermasalahkan hal itu ? Nyawa Yeon Hyo terancam ! Kita harus mencari donor darah untuknya !” jawab Nyonya Cho yang membuat Kyuhyun mendengus.

            “Aku bisa mendonorkan darahku jika kalian mengizinkannya...” ujar Lee Donghae yang membuat Yeon Ri dan Kyuhyun menatapnya aneh.

            “Maksudmu ?”  tanya Kyuhyun parau.

            “Golongan darahku sama persis dengan Yeon Hyo... golongan darah AB rhesus negatif.. Eottohke ?”






~XXX~







            Dua hari telah berlalu. Keadaan Yeon Hyo sudah berangsur membaik walaupun sampai sekarang gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun dan sadar. Transfusi darah yang dilakukan kemarin berjalan dengan lancar. Tubuh Yeon Hyo sama sekali tidak menolak jenis golongan darah langka itu. Golongan darah Yeon Hyo dan Lee Donghae kebetulan sama persis. Itu sebabnya Lee Donghae bisa menyumbangkan empat kantong darah untuk gadis yang sangat ia cintai itu.

            Pagi ini giliran Yeon Ri yang bertugas menjaga Yeon Hyo dirumah sakit setelah semalaman Donghae menunggui gadis itu bersama Kyuhyun. Sebenarnya Kyuhyun hanya bertugas untuk menjaga Yeon Hyo pada sore hari dan digantikan oleh Donghae pada malamnya. Tapi entah kenapa, semalam namja itu bersikeras untuk tetap menjaga Yeon Hyo dan tidak mau pulang.

            Lee Donghae sama sekali tidak keberatan akan hal itu. Karena itu artinya dia mempunyai teman untuk mengobrol dan ternyata Kyuhyun adalah orang yang cukup menyenangkan jika diluar kantor. Namja itu bahkan mau menceritakan bagaimana masa kecil Yeon Hyo yang menurutnya cukup unik dan lucu. Sikap Kyuhyun sedikit berubah, namja itu lebih memperhatikan Yeon Hyo. Mungkin karena Kyuhyun merasa dia adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa diri Yeon Hyo.

            “Eonni... Aku datang..” ucap Yeon Ri sambil tersenyum kecil. Gadis manis itu meletakkan tas berwarna peach miliknya di atas meja kecil dekat tempat tidur Yeon Hyo.

            “Apa kabarmu hari ini, eonni ? Belum berniat untuk bangun juga, huh ?” tanya Yeon Ri sendirian. Yeon Ri lantas menarik kursi berwarna merah cerah ke dekat tempat tidur putih itu dan mendudukinya. Matanya menjelajah, menelusuri setiap lekuk wajah pucat dihadapannya sambil kembali tersenyum.

            “Kau tidak lapar, eonni ? Aku membawakan Bulbogi spesial buatan eomma untukmu.. Bukankah ini makanan favorite-mu, sama halnya dengan Kyuhyun Oppa ? Aku masih ingat dengan jelas, kalian berdua suka sekali bertengkar jika sudah menyangkut soal Bulbogi masakan eomma... Hhahhaa.. Itu konyol sekali ! Kalian seperti anak kecil...” tambah Yeon Ri sambil memainkan ujung rambut cokelat bergelombang milik Yeon Hyo. Gadis itu tersenyum kecut. Sungguh, ia baru menyadari kalau Yeon Hyo benar-benar sangat cantik. Tampak seperti boneka porselen. Apalagi jika dia diam dan tertidur seperti ini.

            “Kyeopta.. Kau tahu ? Aku sangat mengagumi eonni.. Sejauh pengamatanku, eonni adalah sesosok gadis yang kuat.. Bahkan jika semua keluarga Cho menyalahkan dan membenci eonni atas kematian Appa dulu.. Eonni sama sekali tidak terpengaruh.. Tetap ceria dan percaya masih ada yang menyayangi eonni dengan tulus.. Tentu saja, aku dan eomma sangat menyayangi eonni.. Kematian Appa semata-mata hanya takdir.. Tidak ada sangkut pautnya dengan eonni...”

            Cho Yeon Ri menghela nafas. Rasanya tidak enak jika Yeon Hyo hanya diam dan tidak merespon ucapannya. Tapi mau bagaimana lagi ? Dokter menyarankan untuk terus mengajak Yeon Hyo mengobrol seperti biasanya hingga gadis itu terbangun. Yeon Hyo memang berhasil melewati masa kritisnya dengan baik. Tapi ternyata gadis itu belum juga sadar karena guncangan hebat dan gegar otak yang ia dapatkan dari kecelakaan itu.

            “Eonni... Kau harus segera bangun, ne ? Donghae Oppa sangat mencemaskanmu.. Begitu juga dengan eomma dan aku... Aahh~ ya, satu lagi.. Kyuhyun Oppa juga sangat khawatir dengan keadaanmu, eonni... Dia merasa bersalah.. Ku harap kau mau memaafkannya.. Dia sebenarnya tidak membencimu eonni... Ucapannya memang terlalu kasar, tapi sebenarnya dia sangat menyayangimu.. Dia tak bersungguh-sungguh dengan semua perkataannya itu... Mungkin kematian Appa adalah pukulan terbesar baginya, tapi percaya lah.. Dia sangat menyayangimu..”

            Yeon Ri kembali menatap raut wajah Yeon Hyo. Tidak ada tanda-tanda gadis itu akan membuka matanya. Keheningan tercipta. Hanya desahan nafas berat Yeon Ri yang terdengar sayup di ruangan serba putih itu. Yeon Ri menunduk, gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan lagi agar membuat Yeon Hyo sadar.

            Pembicaraan yang ia lakukan dengan eomma-nya semalam cukup membuatnya merasa hancur. Semalam hanya Yeon Ri yang menemani Nyonya Cho dirumah. Sedangkan Kyuhyun menjaga Yeon Hyo dirumah sakit bersama Donghae. Tidak ada hal yang istimewa dalam pembicaraan itu. Tapi tetap saja kenyataan bahwa Yeon Hyo memiliki golongan darah yang berbeda dengan Yeon Ri dan Kyuhyun membuat keduanya terus menerus melontarkan pertanyaan yang sama sekali tidak dijawab oleh Nyonya Cho.

            Dan pada akhirnya, malam tadi Nyonya Cho sengaja datang ke kamar Yeon Ri hanya untuk memberikan sesuatu. Sebuah kalung berlian dengan permata berwarna biru gelap peninggalan seorang yeoja yang sengaja dititipkan pada Nyonya Cho.

            Yeon Ri menggeleng dan kembali menghela nafas. Gadis itu meraih tas berwarna peach miliknya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dengan gerakan lambat. Yeon Ri mengamati kotak kecil itu sejenak dan mengumamkan sesuatu yang tidak jelas. Perlahan tangan mungil milik Yeon Ri membuka kotak merah itu dan mengambil sebuah benda berkilau didalamnya. Sebuah kalung yang diberikan Nyonya Cho tadi malam.



      Yeon Ri mendesah. Gadis itu merasa beban pikirannya terlalu banyak hingga kapasitas otaknya tidak akan bisa menampung semuanya. Yeon Ri tersenyum kecut dan beranjak dari kursi tempatnya duduk. Gadis itu berdiri di samping tempat tidur Yeon Hyo dalam diam.

            Tak lama kemudian, Yeon Ri menyibakkan rambut Yeon Hyo dan memakaikan kalung berlian dengan permata biru gelap itu pada leher Yeon Hyo. Tampak cocok.

            “Kyeopta.. Harus berapa kali aku mengucapkan hal ini pada eonni ? Aku tidak bercanda atau bermaksud menggodamu, eonni... Tapi memang harus ku akui kalau kau benar-benar cantik.. Dan kalung itu memang pantas berada di lehermu.. Mianhae.. Jika selama ini aku menjadi dongsaeng yang kurang pantas untukmu.. Tapi memang pada kenyataannya aku memang tak pantas menjadi dongsaeng-mu, eonni.. Semua kekayaan keluarga Cho memang seharusnya ada ditanganmu.. Bukannya Appa tidak bersikap adil, tapi memang aku dan Kyuhyun Oppa sama sekali tidak berhak atas hal itu... Kau adalah pewaris tunggal seluruh aset kekayaan keluarga Cho... Bahkan eomma pun tidak memiliki hak atas itu..”

            Yeon Ri menunduk. Air mata mulai menutupi penglihatannya. Gadis itu menangis dalam diam.

            “Jeongmal mianhaeyo, eonni....”







~XXX~







             Kwan Jiyoo berjalan mondar-mondir dengan perasaan tidak tenang. Gadis itu sesekali melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya yang terasa berjalan sangat lambat. Masih pukul dua siang dan Kwan Jiyoo sangat tidak sabar menunggu hari menjelang petang.

            Dua menit kemudian, terdengar suara pintu diketuk. Kwan Jiyoo menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah pintu kamarnya dengan malas.

            “Nugu ?” tanya Jiyoo datar.

            “Saya Nona... Pelayan Jung..” sahut suara itu pelan. Kwan Jiyoo menghela nafas dan kemudian beralih menuju sofa cokelat tua yang ada didalam kamarnya. Gadis itu duduk secara perlahan dengan anggun.

            “Masuk...” ujar Jiyoo sambil kembali melirik ke arah jam dinding itu lagi dengan gelisah. Jadwal Kyuhyun menjaga Yeon Hyo adalah sore hari. Dan Jiyoo berniat untuk datang kerumah sakit dan menemani namja itu disana. Gadis itu tak mau terlambat. Entah lah, walaupun Jiyoo tidak di beritahu soal golongan darah Yeon Hyo yang sangat berbeda dengan anggota keluarga Cho, tapi gadis itu bisa mengetahui informasi itu dengan mudah. Itu sebabnya Jiyoo takut sekali jika Kyuhyun akan memperhatikan gadis yang dicurigai bukan dongsaeng kandungnya itu.

            Tak lama kemudian, pintu kamar pewaris tunggal perusahaan Kwan itu terbuka. Tampak seorang wanita paruh baya masuk bersama seorang namja yang masih kelihatan muda.

            Kwan Jiyoo tersentak. Namja yang masih kelihatan muda itu tentu saja pelayan Jung yang selalu memberikan informasi tentang Cho Yeon Hyo. Tapi wanita paruh baya disampingnya itu bukan lah seorang pelayan. Juga bukan anggota keluarga Kwan. Dia adalah orang yang mampu membuat seorang Kwan Jiyoo hampir lupa bagaimana caranya bernafas.

            “Kenapa ahjumma bisa ada disini ?” tanya Jiyoo parau. Gadis itu masih belum bisa menguasai dirinya. Wanita paruh baya dihadapannya ini, benar-benar membuatnya kembali merasa sesak. Perasaan yang menyiksa.

            “Aniya, hanya ingin melihat keadaanmu Jiyoo-ya... Apa kau tidak rindu pada eomma ?” ujar wanita paruh baya itu sambil tersenyum. Kwan Jiyoo menggeleng lemah dan kemudian gadis itu beralih menatap pelayan Jung yang siap menerima perintah dari Nona besarnya itu kapan saja.

            “Biarkan aku bicara berdua saja dengan Shin ahjumma... Kau boleh keluar, pelayan Jung.. Tapi ingat, lakukan tugasmu sore ini.. Aku tak mau jika kehilangan informasi sedikitpun..” ucap Jiyoo sambil mengatur nafasnya. Namja yang masih kelihatan muda itu mengangguk dan kemudian membungkuk hormat. Dua detik kemudian, pelayan Jung meninggalkan ruangan yang di design dengan mewah itu dan membuat Kwan Jiyoo kembali fokus menatap wanita paruh baya yang kini ada dihadapannya.

            “Jiyoo-ya... eomma tidak bermaksud menganggumu.. Hanya saja, rasa rindu ini begitu meluap-luap hingga eomma memberanikan diri untuk datang kemari... Mianhae..” ujar wanita paruh baya itu dengan mata berkaca-kaca.

Kwan Jiyoo kembali menghela nafas. Tak dapat dipungkiri, wanita yang masih terlihat cantik dihadapannya ini adalah eomma kandung Jiyoo. Shin Hyo Rin adalah adik kandung Kwan Hyo Na yang merupakan ibu Jiyoo secara resmi dalam akte kelahiran.

Shin Hyo Na adalah seorang gadis miskin yang menikah dengan Kwan Nam Gil -seorang pengusaha kaya raya- di wilayah Mokpo, dua puluh satu tahun yang lalu sama sekali tidak mempunyai keturunan. Setelah marganya berganti menjadi Kwan Hyo Na, mereka berdua pindah ke Seoul. Bertempat tinggal dan membangun anak perusahaannya disana.

Kwan Hyo Na mempunyai seorang adik bernama Shin Hyo Rin yang terbilang sangat cantik. Umurnya lebih muda dua tahun dari kakaknya itu. Karena kecantikan yang dimilikinya, Shin Hyo Rin menjadi gadis paling populer saat masih berada di bangku sekolah. Tapi malangnya ada seorang namja kaya raya mengincar Hyo Rin dan memaksa untuk menikah dengannya. Hyo Rin menolak, gadis itu sama sekali tidak menghiraukan namja yang mengejar-ngejarnya itu. Hingga pada akhirnya namja itu menjebak Hyo Rin dan memberinya minuman keras pada suatu malam setelah acara perpisahan sekolah diselenggarakan.

Dua bulan berselang setelah kejadian itu, Hyo Rin diketahui hamil diluar nikah dan dilarikan ke Seoul –rumah Kwan Hyo Na- dan melahirkan Shin Jiyoo tujuh bulan setelahnya. Jiyoo yang tidak mempunyai ayah terpaksa di adopsi oleh keluarga Kwan yang kebetulan tidak mempunyai keturunan. Gadis itu tumbuh dewasa dalam pengasuhan dan kasih sayang yang berlimpah. Marganya berganti menjadi Kwan.

Shin Hyo Rin yang merasa dirinya tidak sanggup untuk hidup didekat putri semata wayangnya itu memilih untuk pindah ke Beijing. Kehidupannya disana serba berkecukupan karena Kwan Hyo Na membiayai adik kesayangannya itu untuk melanjutkan sekolahnya yang tertunda. Sedangkan Kwan Jiyoo tetap pada identitas palsunya, sebagai pewaris tunggal perusahaan Kwan hingga pada suatu hari gadis itu mengetahui kenyataan bahwa Kwan Hyo Na bukanlah ibu kandungnya. Melainkan Shin Hyo Rin, adik kandung Hyo Na sendiri. Sebuah kenyataan yang sampai sekarang tidak bisa diterima oleh Jiyoo.

“Kau masih tidak mau memaafkan eomma ?” tanya wanita paruh baya itu lagi yang membuat Jiyoo tersentak dari lamunannya.

“Kapan ahjumma pulang ke Beijing ? Akan ku minta pelayan Jung mengantarkanmu sampai tujuan...” ucap Jiyoo dingin.

“Jiyoo-ya...”

“Aku tidak akan memaafkan orang yang telah membuangku..” tambah Jiyoo yang membuat Hyo Rin tersentak. Mata indah milik wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca. Menahan tangis.

Eomma tidak bermaksud membuangmu, Jiyoo-ya...”

Eoh ? Tidak bermaksud membuangku ? Lalu kenapa ahjumma tega meninggalkan aku disini setelah melahirkanku, huh ?! Apa aku ini beban untukmu ?!”

Mianhae...”

“Aku tak butuh kata-kata itu.. Simpan saja untuk anakmu yang lain...” sahut Jiyoo ketus.

“Shin Min Sung sama sekali tidak tahu kalau kau adalah saudaranya... Tapi ku harap kau mau ikut bersama eomma ke Beijing.. Kita mulai kehidupan baru disana..”

“Kehidupan baru ? Maksud ahjumma, aku harus meninggalkan eomma dan appa yang begitu menyayangiku disini ? Memulai kehidupan baru bersama seorang saudara tiri yang bekerja di perusahaan Park ! Perusahaan yang menjadi saingan perusahaan Cho ! Aniya, aku ini putri keluarga Kwan satu-satunya ! Dan tidak akan ada yang bisa  merubah hal itu !” sahut Jiyoo setengah berteriak. Gadis itu mulai terpancing emosi.

“Jiyoo-ya... Eomma sama sekali tidak bermaksud memisahkanmu dengan orang yang telah merawatmu sejak kecil.. Tapi bukankah lebih baik jika kau tinggal bersama orang tua kandungmu ? Eomma akan menebus semua kesalahan yang pernah eomma lakukan di masa lampau, Jiyoo-ya..”

“Tinggal bersama keluarga tiri, maksudmu ? Shireo ! Aku sama sekali tidak sudi jika harus hidup bersama ayah tiri dan seorang saudara tiri ! Namaku Kwan Jiyoo.. Aku putri tunggal keluarga Kwan ! Dan tidak ada yang boleh merubah hal itu ! Termasuk ahjumma !”

            “Eomma mohon...”

            “Shireo ! Aku sama sekali tidak ingin bersama ahjumma ! Apakah ahjumma tahu apa yang aku rasakan selama ini ? Sakit ! Tidak ada seorang pun yang mau dilahirkan penuh aib sepertiku ! Aku adalah anak yang sama sekali tidak diinginkan olehmu ! Bahkan kau dulu bermaksud untuk membunuhku begitu aku lahir, kan ? Jika saja Hyo Na eomma tidak mencegahmu, mungkin aku sudah tidak ada didunia ini... Mungkin aku sudah meninggal tanpa ada yang menangisi kepergianku... Menyedihkan bukan ? Aku adalah orang yang paling menyedihkan, kau tahu ? Bahkan ibu kandungku sendiri sama sekali tidak menginginkan kelahiranku...” ujar Jiyoo sambil menahan tangis. Gadis itu kemudian menunduk.

Mianhae... Jiyoo-ya...” sahut wanita paruh baya itu parau. Tangis sudah lebih dulu meledak menguasai dirinya. Jiyoo membuang muka, tidak sanggup jika harus berlama-lama menatap ibu kandung yang telah membuangnya. Hati gadis itu terasa begitu sakit.

“Aku masih ingat, saat aku kecil.. Ahjumma datang kemari bersama Shin Ahjussi dan seorang gadis kecil yang berusia dua tahun lebih muda dariku.. Ahjumma terlihat begitu menyayangi Shin Min Sung... Aku yang saat itu tidak tahu apa-apa, sangat mengagumi ahjumma yang sangat perhatian dengan anak sendiri.. Ahjumma bahkan membuatkan sweater rajutan untuk Min Sung saat musim dingin tiba.. Sepupuku itu memamerkannya dan aku hanya bisa meminta sweater yang sama pada Hyo Na eomma.. Dan eomma-ku yang kaya raya itu hanya bisa menggunakan uang untuk membelinya... Bukan membuatnya seperti keinginanku..” Jiyoo menghela nafas. Sejenak bayangan masa lalu kelam kembali menghantui pikirannya. Gadis itu tersenyum kecut.

“Aku kagum pada ahjumma.. Dan juga menyayangimu seperti ibuku sendiri.. Tapi kenyataan bahwa aku adalah anak yang terlahir dari rahim mu ternyata tidak membuatku senang akan hal itu... A..ak..aku..aku anak yang terbuang...” tambah Jiyoo dengan suara serak. Gadis itu mulai menangis.

“Tidak seperti itu, Jiyoo-ya... Kau salah paham...”

Eoh ? Aku salah paham ? Lalu jika saat itu kau berhasil melemparku dari lantai dua rumah ini.. Apakah aku masih ada disini ? Apakah aku masih hidup ? Kau kejam ahjumma ! Kau adalah orang yang paling kejam sepanjang hidupku ! Kau tahu ? Aku sama sekali tidak minta untuk dilahirkan ke dunia ini olehmu ! Sama sekali tidak !”

Wanita paruh baya itu terdiam. Bibirnya bergerak-gerak. Tampak gemetar. Anak yang dulu sama sekali tidak ia inginkan, kini telah tumbuh menjadi seorang gadis yang menuntut semua haknya, menyalahkan semua kejadian masa lalu dan tentu saja menangisi kelahirannya yang ternyata berawal dari sebuah kesalahan.

Mianhae, Jiyoo-ya... Maafkan eomma...”

Kwan Jiyoo menggeleng dan menghapus jejak-jejak air mata yang terlanjur membasahi pipinya. Beberapa detik kemudian, gadis itu bangkit dari tempatnya duduk. Jiyoo berjalan menuju pintu keluar dan membantingnya dengan keras. Meninggalkan Shin Hyo Rin yang menangis histeris. Menyesali perbuatannya.







~XXX~






            Sebuah sore yang damai. Ruangan yang didominasi warna putih itu tampak sunyi. Yang terdengar hanya lah suara monitor pemantau jantung yang menimbulkan suara kecil namun berisik. Seorang namja berperawakan tinggi tampak duduk dengan tenang di salah satu sudut ruangan. Matanya menerawang jauh. Tampak mengingat sesuatu. Bibir tipisnya tampak bergerak samar.

            “Eomma melahirkanmu dua puluh satu tahun yang lalu di Seoul National Hospital.. Aku yakin sekali hal itu.. Tapi kenapa bisa golongan darahmu berbeda dengan kami, Yeon Hyo-ya ?” ujar namja itu pelan. Dahinya berkerut.

            “Dulu aku memang masih kecil.. Tapi aku masih bisa mengingatnya dengan jelas.. Kau lahir dalam keadaan prematur.. Kau sering sakit-sakitan.. Berbeda dengan Yeon Ri yang hanya berjarak satu tahun denganmu.. Kalian selalu bermain berdua, layaknya sepasang anak kembar.. Sedangkan aku hanya bertugas mengawasi kalian.. Agar salah satu dari kalian tidak ada jatuh maupun terluka.. Masa kecil kita sangat bahagia, Yeon Hyo-ya...”

            Cho Kyuhyun tersenyum kecut. Namja itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati tempat tidur Yeon Hyo. Gadis itu masih belum sadar dan entah apa yang membuatnya belum sadar sampai sekarang. Keadaannya stabil, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Tapi kesadaran Yeon Hyo yang belum juga kembali tentu membuat semua orang merasa khawatir dengan keadaannya.

            “Kyuhyun Oppa, saranghae...” Kyuhyun membelai wajah Yeon Hyo dan kembali tersenyum.

            “Kau tahu ? Hanya kata-kata itu yang bisa kau ucapkan padaku pertama kali..  Kau begitu bodoh.. Saat kecil, menyebut ‘eomma’ saja susah sekali.. Yang kau kuasai hanya lah ‘Kyuhyun Oppa, saranghae’, begitu seterusnya.. Kau bisa menyebutkan kalimat itu berulang kali dengan lancar.. Entah darimana kau mempelajari kata-kata konyol seperti itu.. Dasar gadis aneh..”

            Kyuhyun menarik kursi berwarna merah cerah itu dan mulai mendudukinya. Mata kecokelatan milik namja itu kembali menjelajahi setiap lekuk wajah Yeon Hyo. Senyuman simpul kembali tercipta di raut wajahnya yang tampan.

            “Aahh~ ya, ada satu hal lagi yang perlu kau ketahui, Yeon Hyo-ya... Dulu saat masih kecil.. Aku pernah berpikir bagaimana jika nanti saat kita sudah beranjak dewasa, aku akan menyaksikan pernikahan kalian berdua... Pernikahan kau dan Yeon Ri.. Tentu saja aku akan menangis.. Aku tak kan sanggup jika membayangkan kedua adikku pada akhirnya jatuh ditangan namja lain.. Saat kecil, aku pernah berpikir untuk menikahimu Yeon Hyo-ya.. Karena kau begitu manis dimataku.. Hingga pada akhirnya aku menyadari kalau pernikahan sedarah itu terlarang... Dan kecelakaan yang menimpa Appa saat ingin menghadiri ulang tahunmu yang kelima belas membuatku seketika membencimu... Membenci segala yang kau miliki didunia ini... Aku membencimu, Yeon Hyo-ya.. Bahkan kadar kebencianku lebih tinggi daripada rasa sayangku padamu...”

            Kyuhyun menghela nafas dan menunduk. Namja itu menyesal.

            “Mianhae.. Aku telah membuatmu jadi seperti ini... Aku tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanku itu, Yeon Hyo-ya.. Sungguh.. Aku tidak bermaksud membuatmu jadi seperti ini.. Aku tidak menginginkan kematianmu, Yeon Hyo-ya... Walaupun aku membencimu.. Tapi aku tidak akan sekejam itu padamu.. Kau adikku.. Adik yang ku sayangi..”

            Kyuhyun menatap wajah Yeon Hyo dengan intens. Namja itu mengangkat tangan kanannya dan membelai rambut cokelat bergelombang milik Yeon Hyo dengan rasa sayang. Tiba-tiba namja itu tersentak. Ada sesuatu yang cukup mengejutkan Kyuhyun sampai-sampai namja itu menghentikan gerakan tangannya. Matanya kini tertuju pada sebuah benda berkilau yang tengah melingkar dengan indahnya di leher Yeon Hyo.

            “Kalung ? Sejak kapan Yeon Hyo memakai kalung ?” tanya Kyuhyun sendirian. Namja itu menyentuh kalung yang tengah berada di leher Yeon Hyo dan mengamatinya dengan seksama. Namja itu mengernyit. Kyuhyun tidak pernah melihat kalung seperti ini sebelumnya. Lalu kenapa tiba-tiba ada pada Yeon Hyo ? Siapa yang memakaikannya pada leher gadis itu ?

            Kyuhyun menggeleng cepat dan merogoh saku untuk mencari ponselnya begitu menyadari siapa yang harus bertanggung jawab atas hal ini.

            Kyuhyun menatap layar ponsel lebar itu dengan serius. Jari-jari tangannya tampak menekan-nekan sesuatu. Tak lama kemudian, Kyuhyun menempelkan ponsel itu di telinga kirinya dan menunggu.

            Satu detik.

            Dua detik.

            Tiga detik.

            Tidak ada jawaban.

            Namja itu mendengus kesal dan kembali melakukan panggilan ulang. Tapi ternyata hasilnya nihil. Cho Yeon Ri sama sekali tidak menjawab panggilan Oppa kandungnya itu.

            “Aish ! Sebenarnya apa yang terjadi ?!” desis Kyuhyun kesal. Namja itu kembali beralih menatap Yeon Hyo yang masih ‘betah’ dalam tidurnya yang seperti tiada akhir. Kyuhyun mendesah pelan dan menatap benda berkilau itu lagi dengan rasa penasaran yang memuncak.

            “Yeon Hyo-ya, bisakah kau jelaskan.. Sebenarnya kalung apa itu ?” tanya Kyuhyun sendirian. Yeon Hyo masih tidak bereaksi. Bergerak sedikitpun tidak. Entah kenapa saat ini Yeon Hyo terlihat seperti orang yang sudah meninggal. Wajahnya pucat.

            “Aahh~ ya, kau masih belum sadar.. Hhmm... Ku kira bertengkar denganmu setiap hari itu cukup melelahkan.. Tapi tenyata, aku begitu merindukan saat-saat kita bertengkar, Yeon Hyo-ya.. Menunggumu dalam keadaan tidak sadar seperti ini, lebih dari kata ‘melelahkan’... Aku lelah melihatmu seperti ini, Yeon Hyo-ya.. Aku tahu kalau kau suka sekali tidur.. Bahkan kau sering tertidur dikelas dan bangun terlampau siang... Tapi apa kau belum puas tidur selama dua hari ini tanpa jeda ? Bisakah kau bangun dan melihatku disini ? Aku rindu sekali... Aku ingin bertengkar denganmu lagi, Yeon Hyo-ya...”

            Kyuhyun membelai rambut Yeon Hyo dan kemudian menggengam tangan kanan gadis itu dengan lembut dan tersenyum kecut.

            “Bangunlah, adikku tersayang.. Aku menyayangimu..”







~XXX~







            Kwan Jiyoo berlari menuruni tangga rumahnya dengan tergesa. Gadis itu tampak ketakutan dan dikejar sesuatu. Padahal tidak ada seorang pun yang mengejarnya. Jiyoo membuka pintu utama rumah mewah itu dan berlari keluar sambil berteriak. Tampak ketakutan.

            Lee Sandeul yang kebetulan baru keluar dari rumahnya dan hendak memasuki mobil Hyundai putihnya itu seketika menoleh saat menyadari seseorang berlari menuju ke arahnya. Berteriak dan menangis.

            Namja itu hanya bisa diam mematung ditempatnya berdiri saat Jiyoo memeluknya dan menangis hebat.

            “Jiyoo-ya ? Gwaenchana ?” tanya Sandeul tampak khawatir. Jiyoo tidak menjawab. Gadis itu masih larut dalam pikirannya sendiri.

            “Kau baik-baik saja ? Kau kenapa, Jiyoo-ya ?” ulang Sandeul yang masih tidak digubris oleh Jiyoo. Gadis itu masih saja menangis. Tanpa bermaksud untuk menghentikan atau sedikit meredakan tangisannya.

            “Jiyoo-ya.. Tenang lah, aku ada disini.. Kau bisa menceritakan semua beban pikiranmu padaku.. Aku siap mendengarkanmu, Jiyoo-ya...” ucap Lee Sandeul lembut. Namja itu mengusap puncak kepala Jiyoo dan menatap gadis yang tengah berlinangan air mata itu sambil tersenyum.

            “Jangan menangis lagi, ne ?”

            Lee Sandeul menyeka air mata Jiyoo dan kembali memeluk erat gadis itu. Tanpa mereka sadari, sesosok pria tengah mengamati mereka dari kejauhan. Tak lama kemudian, pria itu berbalik menaiki mobilnya dan menggeram marah.






~XXX~






            Lee Donghae merentangkan kedua tangannya dan memijit bahunya pelan. Wajahnya terlihat lelah. Namja itu baru saja memimpin rapat dan menandatangani beberapa kontrak perusahaan. Donghae melirik arlojinya sekilas, pukul tujuh malam. Seharusnya dia sudah berada dirumah sakit menemani Yeon Hyo sekarang. Tapi pekerjaannya yang terbengkalai selama dua hari ini harus segera ia selesaikan dengan cepat. Untunglah, semua bisa diselesaikan tepat waktu.

            Donghae mengerjap-ngerjapkan matanya, tampak mengantuk. Namja itu mulai membereskan meja kerjanya dengan cepat. Ia tak ingin membiarkan Yeon Hyo sendirian, pasti Kyuhyun sudah pulang sejak sore tadi.

            Baru saja Donghae hendak berniat bangkit dari kursi kebanggaannya itu, tiba-tiba pintu ruangan yang di design minimalis itu terbuka. Tampak seorang yeoja masuk dengan langkah anggun diiringi dua orang gadis yang terlihat sebaya dengannya.

            Donghae mengernyitkan alis. Namja itu mengenali gadis ini. Sangat mengenalinya.

            “Neo...” desis Donghae yang membuat gadis itu tersenyum.

            “Waeyo ? Kau kaget dengan kedatanganku kali ini, Tuan muda Lee ? Bukankah kita sudah sering bertemu sebelumnya ?” ujar gadis itu yang membuat Donghae menghela nafas.

            “Apa yang kau inginkan ?” tanya Donghae dingin.

            “Kau bertanya padaku.. Apa yang aku inginkan ? Hahhaha.. Seharusnya kau tak perlu menanyakan soal itu padaku.. Karena kau sendiri sudah tahu jawabannya...”

            ”Aku sedang tak ingin bermain-main, Nona Park.. Aku sibuk...” sahut Donghae sambil kembali mengalihkan pandangannya. Kali ini menatap ke arah dua orang gadis yang mengikuti Park Tae Young sejak tadi.

            “Apa kabar kalian ? Nona Shin ? Nona Sung ?” tanya Donghae ramah. Cara bicaranya sangat berbeda dengan yang tadi. Hal itu lah yang membuat Park Tae Young merasa kesal. Namja ini selalu bersikap ramah dan lembut pada setiap gadis, kecuali Tae Young.

            Shin Min Sung dan Sung Sang Soon tidak menjawab. Kedua gadis itu saling pandang dan kembali menunduk.

            “Aahh~ ya, Nona Park.. Hari sudah malam.. Sebaiknya anda cepat pulang.. Aku masih ada keperluan lain diluar kantor.. Tidak ada waktu untuk menemanimu...” ujar Donghae sambil menyambar jas hitam yang tersampir di atas kursi kerjanya itu dan bergegas menuju pintu keluar. Tapi ternyata Park Tae Young tidak tinggal diam, gadis itu menahan pergelangan tangan Donghae. Membuat namja itu menghentikan langkah dan menghela nafas kesal.

            “Wae ?” tanya Donghae dingin.

            “Kau mau pergi kerumah sakit dan menemui Tuan Putri sok kaya itu, huh ?” sahut Tae Young yang membuat Donghae menatap gadis itu tajam.

            “Tuan putri sok kaya ? Maksudmu Cho Yeon Hyo ? Tunanganku ?”

            “Ne, siapa lagi kalau bukan dia ! Gadis sok polos yang menyita seluruh perhatianmu !”

            “Ya !! Kau tak berhak mengatakan hal macam-macam tentang Yeon Hyo !”

            “Wae ? Aku tidak peduli kalian sudah bertunangan atau tidak ! Yang jelas aku akan membuat gadis itu mengalami kehancuran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya ! Aku akan membuatnya merasakan hal yang sama denganku ! Aku akan membuatnya benar-benar menjauh dari hidupmu ! Ingat perkataanku itu, Lee Donghae !” seru Park Tae Young tajam. Lee Donghae tidak berkedip. Namja itu fokus menatap Park Tae Young yang sudah tersulut emosi.

            “Neo ! Aku tak kan pernah membiarkan hal itu terjadi ! Tidak akan ada yang bisa menyentuh Yeon Hyo ! Termasuk kau !”

            “Eoh ? Kita lihat saja nanti, Tuan muda Lee...” ujar Park Tae Young sambil tersenyum sinis. Gadis itu berbalik menuju pintu keluar diikuti oleh Shin Min Sung dan Sung Sang Soon dengan langkah gontai. Meninggalkan Donghae yang hanya bisa menatap kepergian ketiga gadis itu dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Ada kebencian disana.







~XXX~






            Cho Kyuhyun membanting pintu kamarnya dengan keras. Amarah menguasai dirinya. Kwan Jiyoo, gadis yang ia cintai selama ini berpelukan dengan namja lain yang telah ia kenal dengan baik. Mereka memang dekat bahkan hidup bertahun-tahun sebagai tetangga. Tapi untuk apa berpelukan dengan begitu eratnya kalau tidak ada hubungan khusus diantara mereka berdua ?

            Kyuhyun menghela nafas frustasi. Kejadian yang datang bertubi-tubi belakangan ini cukup menyita kebebasan otaknya. Donghae bertunangan dengan Yeon Hyo, sehari kemudian gadis itu kecelakaan dan diketahui memiliki golongan darah yang berbeda dari anggota keluarga Cho.

Yeon Hyo mengalami gegar otak ringan dan benturan yang cukup kuat membuat gadis itu kehilangan kesadarannya selama dua hari ini. Dan sampai sekarang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar.

Kyuhyun tak dapat mengelak jika dirinya begitu menginginkan kesadaran Yeon Hyo kembali. Kyuhyun sangat merindukan sosok yang cuek dan ceria itu. Tidak adanya Yeon Hyo dirumah ini benar-benar membuat keadaan seolah-olah seperti neraka. Tidak ada tempat untuk berdebat dan berteriak sepuas hati. Tidak ada orang yang bisa kau ajak untuk melampiaskan kekesalanmu. Bahkan tidak ada orang yang akan membuatmu jengkel sepanjang hari.

Kyuhyun menyadari ini sebuah kesalahan. Kesalahan saat ia mulai merindukan sosok Yeon Hyo dirumah ini. Bukankah seharusnya dia senang jika gadis itu hanya bisa terbaring dirumah sakit tanpa bisa melakukan hal apapun ? Termasuk hal-hal yang membuat Kyuhyun kesal setengah mati. Dan tentu saja keadaan rumah menjadi sedikit tenang.

Tidak ada lagi teriakan Yeon Hyo saat gadis itu terlambat bangun. Tidak ada lagi omelan panjang lebar yang meluncur dari bibir Nyonya Cho saat Yeon Hyo tidak mau menghabiskan sarapannya. Tidak ada lagi acara ‘berebut’ daging Bulbogi saat makan malam. Kyuhyun bisa memakan Bulbogi buatan Nyonya Cho sepuasnya tanpa harus menyisakan untuk Yeon Hyo yang dipastikan selalu kurang dalam bagiannya.

Kyuhyun mencengkram kerah bajunya dengan tangan kanan. Benar-benar terasa kosong saat gadis itu tidak ada disini. Semuanya berjalan normal, tanpa kerusuhan sedikit pun. Dan ternyata, Kyuhyun sangat tidak nyaman dengan keadaan ini.

“Yeon Hyo-ya... Nan bogoshippo-yo... Aku merindukanmu.. Cepatlah kembali...” desis Kyuhyun sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Namja itu memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Tapi ternyata sia-sia, Kyuhyun tak dapat berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja. Ada segelintir perasaan sakit yang tiba-tiba saja menjalar memenuhi seluruh mata batinnya.

Entah untuk siapa.

Kwan Jiyoo atau Cho Yeon Hyo ?





-TO BE CONTINUED-




#JEDEEEEEEEERRR !!!

KYUHYUN galaaaaaaaaauu XD *plak*

Yeon Hyo masih belom sadar juga =.=’

Lagi-lagi cinta segitiga tercipta disini tanpa mereka sadari XD

Masa lalu Jiyoo yang menyakitkan karena kesalahan ibunya..

Kecelakaan yang menimpa Yeon Hyo karena kesalahan Kyuhyun yang menginginkan kematiannya..

Dan apalagi ini ?

Hhmm... Kesalahan demi kesalahan..

MISTAKES *plak


Komment..komment XD

*kissue HKS satu persatu :*



_Yoon Yeon Hyo_


cr : gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com
@maudyodii_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar