Selasa, 09 September 2014

FF "Reminiscence" (PART 5) / Mistakes ? (실수 ?)



“Reminiscence”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)

Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun

Twitter : @IchaGaemGyu

Blog : www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com 


Main Cast : Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun

                        Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun a.k.a Cho Yeon Hyo

                        Tiara Shahnaz a.k.a Kwan Jiyoo

                        Donghae Super Junior a.k.a Lee Donghae



Sub Cast :      Leeteuk Super Junior a.k.a Park Jung Soo

Sungmin Super Junior a.k.a Lee Sungmin

                        Sandeul B1A4 a.k.a Lee Sandeul (Sungmin’s Brother)

Weny Olivia a.k.a Lee Via (Sungmin’s Sister)

Eftarinda Irmania Monellaricco a.k.a Cho Yeon Ri (Kyuhyun’s Sister)




As Tagged :   Eyiikk Yiikk Dewii a.k.a Park Tae Young (Leeteuk’s Sister)

Kimmymaruluvkyu a.k.a Choi Hye Rin

                        Kyky cyank a.k.a Kim Ji Hyun

Vadya Angel’elf Leeteuk a.k.a Sung Sang Soon

                        Lidyana Sutedja a.k.a Shin Min Sung





Genre : AU!, Romance, Comfort, Hurt

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu*

Super Junior belongs to ELF, but the fanfict is mine ~ 
  



Credit pict : Vania46



LINK FF “Reminiscence”
PART 1
“Reminiscence” (PART 1) / Hate ? (미워 ?)
PART 2
“Reminiscence” (PART 2) / Revenge (복수)
PART 3
“Reminiscence” (PART 3) / Choice (선택)
PART 4 
“Reminiscence” (PART 4) / Love ? (연애 ?)



Recommended Song :: Super Junior K.R.Y – Reminiscence
           
                                    Yiruma – When The Love Falls






FF “Reminiscence” *PART 5* / Mistakes ? (실수 ?)







            “Eomma... Apakah dugaanku dan Yeon Ri itu benar ? Yeon Hyo bukanlah yeodongsaeng kandung-ku ? Apakah itu benar eomma ? Jawab aku !” desak Kyuhyun yang membuat Nyonya Cho menggeleng tegas.

            “Yeon Hyo itu saudara kandung kalian ! Sejak dulu memang seperti itu !”

            “Jika Yeon Hyo memang saudara kandung-ku, tidak mungkin dia mempunyai golongan darah yang berbeda dari kita semua, eomma !” pekik Kyuhyun kesal.

            “Bisakah kalian berhenti mempermasalahkan hal itu ? Nyawa Yeon Hyo terancam ! Kita harus mencari donor darah untuknya !” jawab Nyonya Cho yang membuat Kyuhyun mendengus.

            “Aku bisa mendonorkan darahku jika kalian mengizinkannya...” ujar Lee Donghae yang membuat Yeon Ri dan Kyuhyun menatapnya aneh.

            “Maksudmu ?”  tanya Kyuhyun parau.

            “Golongan darahku sama persis dengan Yeon Hyo... golongan darah AB rhesus negatif.. Eottohke ?”






~XXX~







            Dua hari telah berlalu. Keadaan Yeon Hyo sudah berangsur membaik walaupun sampai sekarang gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun dan sadar. Transfusi darah yang dilakukan kemarin berjalan dengan lancar. Tubuh Yeon Hyo sama sekali tidak menolak jenis golongan darah langka itu. Golongan darah Yeon Hyo dan Lee Donghae kebetulan sama persis. Itu sebabnya Lee Donghae bisa menyumbangkan empat kantong darah untuk gadis yang sangat ia cintai itu.

            Pagi ini giliran Yeon Ri yang bertugas menjaga Yeon Hyo dirumah sakit setelah semalaman Donghae menunggui gadis itu bersama Kyuhyun. Sebenarnya Kyuhyun hanya bertugas untuk menjaga Yeon Hyo pada sore hari dan digantikan oleh Donghae pada malamnya. Tapi entah kenapa, semalam namja itu bersikeras untuk tetap menjaga Yeon Hyo dan tidak mau pulang.

            Lee Donghae sama sekali tidak keberatan akan hal itu. Karena itu artinya dia mempunyai teman untuk mengobrol dan ternyata Kyuhyun adalah orang yang cukup menyenangkan jika diluar kantor. Namja itu bahkan mau menceritakan bagaimana masa kecil Yeon Hyo yang menurutnya cukup unik dan lucu. Sikap Kyuhyun sedikit berubah, namja itu lebih memperhatikan Yeon Hyo. Mungkin karena Kyuhyun merasa dia adalah orang yang paling bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa diri Yeon Hyo.

            “Eonni... Aku datang..” ucap Yeon Ri sambil tersenyum kecil. Gadis manis itu meletakkan tas berwarna peach miliknya di atas meja kecil dekat tempat tidur Yeon Hyo.

            “Apa kabarmu hari ini, eonni ? Belum berniat untuk bangun juga, huh ?” tanya Yeon Ri sendirian. Yeon Ri lantas menarik kursi berwarna merah cerah ke dekat tempat tidur putih itu dan mendudukinya. Matanya menjelajah, menelusuri setiap lekuk wajah pucat dihadapannya sambil kembali tersenyum.

            “Kau tidak lapar, eonni ? Aku membawakan Bulbogi spesial buatan eomma untukmu.. Bukankah ini makanan favorite-mu, sama halnya dengan Kyuhyun Oppa ? Aku masih ingat dengan jelas, kalian berdua suka sekali bertengkar jika sudah menyangkut soal Bulbogi masakan eomma... Hhahhaa.. Itu konyol sekali ! Kalian seperti anak kecil...” tambah Yeon Ri sambil memainkan ujung rambut cokelat bergelombang milik Yeon Hyo. Gadis itu tersenyum kecut. Sungguh, ia baru menyadari kalau Yeon Hyo benar-benar sangat cantik. Tampak seperti boneka porselen. Apalagi jika dia diam dan tertidur seperti ini.

            “Kyeopta.. Kau tahu ? Aku sangat mengagumi eonni.. Sejauh pengamatanku, eonni adalah sesosok gadis yang kuat.. Bahkan jika semua keluarga Cho menyalahkan dan membenci eonni atas kematian Appa dulu.. Eonni sama sekali tidak terpengaruh.. Tetap ceria dan percaya masih ada yang menyayangi eonni dengan tulus.. Tentu saja, aku dan eomma sangat menyayangi eonni.. Kematian Appa semata-mata hanya takdir.. Tidak ada sangkut pautnya dengan eonni...”

            Cho Yeon Ri menghela nafas. Rasanya tidak enak jika Yeon Hyo hanya diam dan tidak merespon ucapannya. Tapi mau bagaimana lagi ? Dokter menyarankan untuk terus mengajak Yeon Hyo mengobrol seperti biasanya hingga gadis itu terbangun. Yeon Hyo memang berhasil melewati masa kritisnya dengan baik. Tapi ternyata gadis itu belum juga sadar karena guncangan hebat dan gegar otak yang ia dapatkan dari kecelakaan itu.

            “Eonni... Kau harus segera bangun, ne ? Donghae Oppa sangat mencemaskanmu.. Begitu juga dengan eomma dan aku... Aahh~ ya, satu lagi.. Kyuhyun Oppa juga sangat khawatir dengan keadaanmu, eonni... Dia merasa bersalah.. Ku harap kau mau memaafkannya.. Dia sebenarnya tidak membencimu eonni... Ucapannya memang terlalu kasar, tapi sebenarnya dia sangat menyayangimu.. Dia tak bersungguh-sungguh dengan semua perkataannya itu... Mungkin kematian Appa adalah pukulan terbesar baginya, tapi percaya lah.. Dia sangat menyayangimu..”

            Yeon Ri kembali menatap raut wajah Yeon Hyo. Tidak ada tanda-tanda gadis itu akan membuka matanya. Keheningan tercipta. Hanya desahan nafas berat Yeon Ri yang terdengar sayup di ruangan serba putih itu. Yeon Ri menunduk, gadis itu benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan lagi agar membuat Yeon Hyo sadar.

            Pembicaraan yang ia lakukan dengan eomma-nya semalam cukup membuatnya merasa hancur. Semalam hanya Yeon Ri yang menemani Nyonya Cho dirumah. Sedangkan Kyuhyun menjaga Yeon Hyo dirumah sakit bersama Donghae. Tidak ada hal yang istimewa dalam pembicaraan itu. Tapi tetap saja kenyataan bahwa Yeon Hyo memiliki golongan darah yang berbeda dengan Yeon Ri dan Kyuhyun membuat keduanya terus menerus melontarkan pertanyaan yang sama sekali tidak dijawab oleh Nyonya Cho.

            Dan pada akhirnya, malam tadi Nyonya Cho sengaja datang ke kamar Yeon Ri hanya untuk memberikan sesuatu. Sebuah kalung berlian dengan permata berwarna biru gelap peninggalan seorang yeoja yang sengaja dititipkan pada Nyonya Cho.

            Yeon Ri menggeleng dan kembali menghela nafas. Gadis itu meraih tas berwarna peach miliknya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah dengan gerakan lambat. Yeon Ri mengamati kotak kecil itu sejenak dan mengumamkan sesuatu yang tidak jelas. Perlahan tangan mungil milik Yeon Ri membuka kotak merah itu dan mengambil sebuah benda berkilau didalamnya. Sebuah kalung yang diberikan Nyonya Cho tadi malam.



      Yeon Ri mendesah. Gadis itu merasa beban pikirannya terlalu banyak hingga kapasitas otaknya tidak akan bisa menampung semuanya. Yeon Ri tersenyum kecut dan beranjak dari kursi tempatnya duduk. Gadis itu berdiri di samping tempat tidur Yeon Hyo dalam diam.

            Tak lama kemudian, Yeon Ri menyibakkan rambut Yeon Hyo dan memakaikan kalung berlian dengan permata biru gelap itu pada leher Yeon Hyo. Tampak cocok.

            “Kyeopta.. Harus berapa kali aku mengucapkan hal ini pada eonni ? Aku tidak bercanda atau bermaksud menggodamu, eonni... Tapi memang harus ku akui kalau kau benar-benar cantik.. Dan kalung itu memang pantas berada di lehermu.. Mianhae.. Jika selama ini aku menjadi dongsaeng yang kurang pantas untukmu.. Tapi memang pada kenyataannya aku memang tak pantas menjadi dongsaeng-mu, eonni.. Semua kekayaan keluarga Cho memang seharusnya ada ditanganmu.. Bukannya Appa tidak bersikap adil, tapi memang aku dan Kyuhyun Oppa sama sekali tidak berhak atas hal itu... Kau adalah pewaris tunggal seluruh aset kekayaan keluarga Cho... Bahkan eomma pun tidak memiliki hak atas itu..”

            Yeon Ri menunduk. Air mata mulai menutupi penglihatannya. Gadis itu menangis dalam diam.

            “Jeongmal mianhaeyo, eonni....”







~XXX~







             Kwan Jiyoo berjalan mondar-mondir dengan perasaan tidak tenang. Gadis itu sesekali melirik jam yang tertempel di dinding kamarnya yang terasa berjalan sangat lambat. Masih pukul dua siang dan Kwan Jiyoo sangat tidak sabar menunggu hari menjelang petang.

            Dua menit kemudian, terdengar suara pintu diketuk. Kwan Jiyoo menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah pintu kamarnya dengan malas.

            “Nugu ?” tanya Jiyoo datar.

            “Saya Nona... Pelayan Jung..” sahut suara itu pelan. Kwan Jiyoo menghela nafas dan kemudian beralih menuju sofa cokelat tua yang ada didalam kamarnya. Gadis itu duduk secara perlahan dengan anggun.

            “Masuk...” ujar Jiyoo sambil kembali melirik ke arah jam dinding itu lagi dengan gelisah. Jadwal Kyuhyun menjaga Yeon Hyo adalah sore hari. Dan Jiyoo berniat untuk datang kerumah sakit dan menemani namja itu disana. Gadis itu tak mau terlambat. Entah lah, walaupun Jiyoo tidak di beritahu soal golongan darah Yeon Hyo yang sangat berbeda dengan anggota keluarga Cho, tapi gadis itu bisa mengetahui informasi itu dengan mudah. Itu sebabnya Jiyoo takut sekali jika Kyuhyun akan memperhatikan gadis yang dicurigai bukan dongsaeng kandungnya itu.

            Tak lama kemudian, pintu kamar pewaris tunggal perusahaan Kwan itu terbuka. Tampak seorang wanita paruh baya masuk bersama seorang namja yang masih kelihatan muda.

            Kwan Jiyoo tersentak. Namja yang masih kelihatan muda itu tentu saja pelayan Jung yang selalu memberikan informasi tentang Cho Yeon Hyo. Tapi wanita paruh baya disampingnya itu bukan lah seorang pelayan. Juga bukan anggota keluarga Kwan. Dia adalah orang yang mampu membuat seorang Kwan Jiyoo hampir lupa bagaimana caranya bernafas.

            “Kenapa ahjumma bisa ada disini ?” tanya Jiyoo parau. Gadis itu masih belum bisa menguasai dirinya. Wanita paruh baya dihadapannya ini, benar-benar membuatnya kembali merasa sesak. Perasaan yang menyiksa.

            “Aniya, hanya ingin melihat keadaanmu Jiyoo-ya... Apa kau tidak rindu pada eomma ?” ujar wanita paruh baya itu sambil tersenyum. Kwan Jiyoo menggeleng lemah dan kemudian gadis itu beralih menatap pelayan Jung yang siap menerima perintah dari Nona besarnya itu kapan saja.

            “Biarkan aku bicara berdua saja dengan Shin ahjumma... Kau boleh keluar, pelayan Jung.. Tapi ingat, lakukan tugasmu sore ini.. Aku tak mau jika kehilangan informasi sedikitpun..” ucap Jiyoo sambil mengatur nafasnya. Namja yang masih kelihatan muda itu mengangguk dan kemudian membungkuk hormat. Dua detik kemudian, pelayan Jung meninggalkan ruangan yang di design dengan mewah itu dan membuat Kwan Jiyoo kembali fokus menatap wanita paruh baya yang kini ada dihadapannya.

            “Jiyoo-ya... eomma tidak bermaksud menganggumu.. Hanya saja, rasa rindu ini begitu meluap-luap hingga eomma memberanikan diri untuk datang kemari... Mianhae..” ujar wanita paruh baya itu dengan mata berkaca-kaca.

Kwan Jiyoo kembali menghela nafas. Tak dapat dipungkiri, wanita yang masih terlihat cantik dihadapannya ini adalah eomma kandung Jiyoo. Shin Hyo Rin adalah adik kandung Kwan Hyo Na yang merupakan ibu Jiyoo secara resmi dalam akte kelahiran.

Shin Hyo Na adalah seorang gadis miskin yang menikah dengan Kwan Nam Gil -seorang pengusaha kaya raya- di wilayah Mokpo, dua puluh satu tahun yang lalu sama sekali tidak mempunyai keturunan. Setelah marganya berganti menjadi Kwan Hyo Na, mereka berdua pindah ke Seoul. Bertempat tinggal dan membangun anak perusahaannya disana.

Kwan Hyo Na mempunyai seorang adik bernama Shin Hyo Rin yang terbilang sangat cantik. Umurnya lebih muda dua tahun dari kakaknya itu. Karena kecantikan yang dimilikinya, Shin Hyo Rin menjadi gadis paling populer saat masih berada di bangku sekolah. Tapi malangnya ada seorang namja kaya raya mengincar Hyo Rin dan memaksa untuk menikah dengannya. Hyo Rin menolak, gadis itu sama sekali tidak menghiraukan namja yang mengejar-ngejarnya itu. Hingga pada akhirnya namja itu menjebak Hyo Rin dan memberinya minuman keras pada suatu malam setelah acara perpisahan sekolah diselenggarakan.

Dua bulan berselang setelah kejadian itu, Hyo Rin diketahui hamil diluar nikah dan dilarikan ke Seoul –rumah Kwan Hyo Na- dan melahirkan Shin Jiyoo tujuh bulan setelahnya. Jiyoo yang tidak mempunyai ayah terpaksa di adopsi oleh keluarga Kwan yang kebetulan tidak mempunyai keturunan. Gadis itu tumbuh dewasa dalam pengasuhan dan kasih sayang yang berlimpah. Marganya berganti menjadi Kwan.

Shin Hyo Rin yang merasa dirinya tidak sanggup untuk hidup didekat putri semata wayangnya itu memilih untuk pindah ke Beijing. Kehidupannya disana serba berkecukupan karena Kwan Hyo Na membiayai adik kesayangannya itu untuk melanjutkan sekolahnya yang tertunda. Sedangkan Kwan Jiyoo tetap pada identitas palsunya, sebagai pewaris tunggal perusahaan Kwan hingga pada suatu hari gadis itu mengetahui kenyataan bahwa Kwan Hyo Na bukanlah ibu kandungnya. Melainkan Shin Hyo Rin, adik kandung Hyo Na sendiri. Sebuah kenyataan yang sampai sekarang tidak bisa diterima oleh Jiyoo.

“Kau masih tidak mau memaafkan eomma ?” tanya wanita paruh baya itu lagi yang membuat Jiyoo tersentak dari lamunannya.

“Kapan ahjumma pulang ke Beijing ? Akan ku minta pelayan Jung mengantarkanmu sampai tujuan...” ucap Jiyoo dingin.

“Jiyoo-ya...”

“Aku tidak akan memaafkan orang yang telah membuangku..” tambah Jiyoo yang membuat Hyo Rin tersentak. Mata indah milik wanita paruh baya itu tampak berkaca-kaca. Menahan tangis.

Eomma tidak bermaksud membuangmu, Jiyoo-ya...”

Eoh ? Tidak bermaksud membuangku ? Lalu kenapa ahjumma tega meninggalkan aku disini setelah melahirkanku, huh ?! Apa aku ini beban untukmu ?!”

Mianhae...”

“Aku tak butuh kata-kata itu.. Simpan saja untuk anakmu yang lain...” sahut Jiyoo ketus.

“Shin Min Sung sama sekali tidak tahu kalau kau adalah saudaranya... Tapi ku harap kau mau ikut bersama eomma ke Beijing.. Kita mulai kehidupan baru disana..”

“Kehidupan baru ? Maksud ahjumma, aku harus meninggalkan eomma dan appa yang begitu menyayangiku disini ? Memulai kehidupan baru bersama seorang saudara tiri yang bekerja di perusahaan Park ! Perusahaan yang menjadi saingan perusahaan Cho ! Aniya, aku ini putri keluarga Kwan satu-satunya ! Dan tidak akan ada yang bisa  merubah hal itu !” sahut Jiyoo setengah berteriak. Gadis itu mulai terpancing emosi.

“Jiyoo-ya... Eomma sama sekali tidak bermaksud memisahkanmu dengan orang yang telah merawatmu sejak kecil.. Tapi bukankah lebih baik jika kau tinggal bersama orang tua kandungmu ? Eomma akan menebus semua kesalahan yang pernah eomma lakukan di masa lampau, Jiyoo-ya..”

“Tinggal bersama keluarga tiri, maksudmu ? Shireo ! Aku sama sekali tidak sudi jika harus hidup bersama ayah tiri dan seorang saudara tiri ! Namaku Kwan Jiyoo.. Aku putri tunggal keluarga Kwan ! Dan tidak ada yang boleh merubah hal itu ! Termasuk ahjumma !”

            “Eomma mohon...”

            “Shireo ! Aku sama sekali tidak ingin bersama ahjumma ! Apakah ahjumma tahu apa yang aku rasakan selama ini ? Sakit ! Tidak ada seorang pun yang mau dilahirkan penuh aib sepertiku ! Aku adalah anak yang sama sekali tidak diinginkan olehmu ! Bahkan kau dulu bermaksud untuk membunuhku begitu aku lahir, kan ? Jika saja Hyo Na eomma tidak mencegahmu, mungkin aku sudah tidak ada didunia ini... Mungkin aku sudah meninggal tanpa ada yang menangisi kepergianku... Menyedihkan bukan ? Aku adalah orang yang paling menyedihkan, kau tahu ? Bahkan ibu kandungku sendiri sama sekali tidak menginginkan kelahiranku...” ujar Jiyoo sambil menahan tangis. Gadis itu kemudian menunduk.

Mianhae... Jiyoo-ya...” sahut wanita paruh baya itu parau. Tangis sudah lebih dulu meledak menguasai dirinya. Jiyoo membuang muka, tidak sanggup jika harus berlama-lama menatap ibu kandung yang telah membuangnya. Hati gadis itu terasa begitu sakit.

“Aku masih ingat, saat aku kecil.. Ahjumma datang kemari bersama Shin Ahjussi dan seorang gadis kecil yang berusia dua tahun lebih muda dariku.. Ahjumma terlihat begitu menyayangi Shin Min Sung... Aku yang saat itu tidak tahu apa-apa, sangat mengagumi ahjumma yang sangat perhatian dengan anak sendiri.. Ahjumma bahkan membuatkan sweater rajutan untuk Min Sung saat musim dingin tiba.. Sepupuku itu memamerkannya dan aku hanya bisa meminta sweater yang sama pada Hyo Na eomma.. Dan eomma-ku yang kaya raya itu hanya bisa menggunakan uang untuk membelinya... Bukan membuatnya seperti keinginanku..” Jiyoo menghela nafas. Sejenak bayangan masa lalu kelam kembali menghantui pikirannya. Gadis itu tersenyum kecut.

“Aku kagum pada ahjumma.. Dan juga menyayangimu seperti ibuku sendiri.. Tapi kenyataan bahwa aku adalah anak yang terlahir dari rahim mu ternyata tidak membuatku senang akan hal itu... A..ak..aku..aku anak yang terbuang...” tambah Jiyoo dengan suara serak. Gadis itu mulai menangis.

“Tidak seperti itu, Jiyoo-ya... Kau salah paham...”

Eoh ? Aku salah paham ? Lalu jika saat itu kau berhasil melemparku dari lantai dua rumah ini.. Apakah aku masih ada disini ? Apakah aku masih hidup ? Kau kejam ahjumma ! Kau adalah orang yang paling kejam sepanjang hidupku ! Kau tahu ? Aku sama sekali tidak minta untuk dilahirkan ke dunia ini olehmu ! Sama sekali tidak !”

Wanita paruh baya itu terdiam. Bibirnya bergerak-gerak. Tampak gemetar. Anak yang dulu sama sekali tidak ia inginkan, kini telah tumbuh menjadi seorang gadis yang menuntut semua haknya, menyalahkan semua kejadian masa lalu dan tentu saja menangisi kelahirannya yang ternyata berawal dari sebuah kesalahan.

Mianhae, Jiyoo-ya... Maafkan eomma...”

Kwan Jiyoo menggeleng dan menghapus jejak-jejak air mata yang terlanjur membasahi pipinya. Beberapa detik kemudian, gadis itu bangkit dari tempatnya duduk. Jiyoo berjalan menuju pintu keluar dan membantingnya dengan keras. Meninggalkan Shin Hyo Rin yang menangis histeris. Menyesali perbuatannya.







~XXX~






            Sebuah sore yang damai. Ruangan yang didominasi warna putih itu tampak sunyi. Yang terdengar hanya lah suara monitor pemantau jantung yang menimbulkan suara kecil namun berisik. Seorang namja berperawakan tinggi tampak duduk dengan tenang di salah satu sudut ruangan. Matanya menerawang jauh. Tampak mengingat sesuatu. Bibir tipisnya tampak bergerak samar.

            “Eomma melahirkanmu dua puluh satu tahun yang lalu di Seoul National Hospital.. Aku yakin sekali hal itu.. Tapi kenapa bisa golongan darahmu berbeda dengan kami, Yeon Hyo-ya ?” ujar namja itu pelan. Dahinya berkerut.

            “Dulu aku memang masih kecil.. Tapi aku masih bisa mengingatnya dengan jelas.. Kau lahir dalam keadaan prematur.. Kau sering sakit-sakitan.. Berbeda dengan Yeon Ri yang hanya berjarak satu tahun denganmu.. Kalian selalu bermain berdua, layaknya sepasang anak kembar.. Sedangkan aku hanya bertugas mengawasi kalian.. Agar salah satu dari kalian tidak ada jatuh maupun terluka.. Masa kecil kita sangat bahagia, Yeon Hyo-ya...”

            Cho Kyuhyun tersenyum kecut. Namja itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati tempat tidur Yeon Hyo. Gadis itu masih belum sadar dan entah apa yang membuatnya belum sadar sampai sekarang. Keadaannya stabil, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Tapi kesadaran Yeon Hyo yang belum juga kembali tentu membuat semua orang merasa khawatir dengan keadaannya.

            “Kyuhyun Oppa, saranghae...” Kyuhyun membelai wajah Yeon Hyo dan kembali tersenyum.

            “Kau tahu ? Hanya kata-kata itu yang bisa kau ucapkan padaku pertama kali..  Kau begitu bodoh.. Saat kecil, menyebut ‘eomma’ saja susah sekali.. Yang kau kuasai hanya lah ‘Kyuhyun Oppa, saranghae’, begitu seterusnya.. Kau bisa menyebutkan kalimat itu berulang kali dengan lancar.. Entah darimana kau mempelajari kata-kata konyol seperti itu.. Dasar gadis aneh..”

            Kyuhyun menarik kursi berwarna merah cerah itu dan mulai mendudukinya. Mata kecokelatan milik namja itu kembali menjelajahi setiap lekuk wajah Yeon Hyo. Senyuman simpul kembali tercipta di raut wajahnya yang tampan.

            “Aahh~ ya, ada satu hal lagi yang perlu kau ketahui, Yeon Hyo-ya... Dulu saat masih kecil.. Aku pernah berpikir bagaimana jika nanti saat kita sudah beranjak dewasa, aku akan menyaksikan pernikahan kalian berdua... Pernikahan kau dan Yeon Ri.. Tentu saja aku akan menangis.. Aku tak kan sanggup jika membayangkan kedua adikku pada akhirnya jatuh ditangan namja lain.. Saat kecil, aku pernah berpikir untuk menikahimu Yeon Hyo-ya.. Karena kau begitu manis dimataku.. Hingga pada akhirnya aku menyadari kalau pernikahan sedarah itu terlarang... Dan kecelakaan yang menimpa Appa saat ingin menghadiri ulang tahunmu yang kelima belas membuatku seketika membencimu... Membenci segala yang kau miliki didunia ini... Aku membencimu, Yeon Hyo-ya.. Bahkan kadar kebencianku lebih tinggi daripada rasa sayangku padamu...”

            Kyuhyun menghela nafas dan menunduk. Namja itu menyesal.

            “Mianhae.. Aku telah membuatmu jadi seperti ini... Aku tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanku itu, Yeon Hyo-ya.. Sungguh.. Aku tidak bermaksud membuatmu jadi seperti ini.. Aku tidak menginginkan kematianmu, Yeon Hyo-ya... Walaupun aku membencimu.. Tapi aku tidak akan sekejam itu padamu.. Kau adikku.. Adik yang ku sayangi..”

            Kyuhyun menatap wajah Yeon Hyo dengan intens. Namja itu mengangkat tangan kanannya dan membelai rambut cokelat bergelombang milik Yeon Hyo dengan rasa sayang. Tiba-tiba namja itu tersentak. Ada sesuatu yang cukup mengejutkan Kyuhyun sampai-sampai namja itu menghentikan gerakan tangannya. Matanya kini tertuju pada sebuah benda berkilau yang tengah melingkar dengan indahnya di leher Yeon Hyo.

            “Kalung ? Sejak kapan Yeon Hyo memakai kalung ?” tanya Kyuhyun sendirian. Namja itu menyentuh kalung yang tengah berada di leher Yeon Hyo dan mengamatinya dengan seksama. Namja itu mengernyit. Kyuhyun tidak pernah melihat kalung seperti ini sebelumnya. Lalu kenapa tiba-tiba ada pada Yeon Hyo ? Siapa yang memakaikannya pada leher gadis itu ?

            Kyuhyun menggeleng cepat dan merogoh saku untuk mencari ponselnya begitu menyadari siapa yang harus bertanggung jawab atas hal ini.

            Kyuhyun menatap layar ponsel lebar itu dengan serius. Jari-jari tangannya tampak menekan-nekan sesuatu. Tak lama kemudian, Kyuhyun menempelkan ponsel itu di telinga kirinya dan menunggu.

            Satu detik.

            Dua detik.

            Tiga detik.

            Tidak ada jawaban.

            Namja itu mendengus kesal dan kembali melakukan panggilan ulang. Tapi ternyata hasilnya nihil. Cho Yeon Ri sama sekali tidak menjawab panggilan Oppa kandungnya itu.

            “Aish ! Sebenarnya apa yang terjadi ?!” desis Kyuhyun kesal. Namja itu kembali beralih menatap Yeon Hyo yang masih ‘betah’ dalam tidurnya yang seperti tiada akhir. Kyuhyun mendesah pelan dan menatap benda berkilau itu lagi dengan rasa penasaran yang memuncak.

            “Yeon Hyo-ya, bisakah kau jelaskan.. Sebenarnya kalung apa itu ?” tanya Kyuhyun sendirian. Yeon Hyo masih tidak bereaksi. Bergerak sedikitpun tidak. Entah kenapa saat ini Yeon Hyo terlihat seperti orang yang sudah meninggal. Wajahnya pucat.

            “Aahh~ ya, kau masih belum sadar.. Hhmm... Ku kira bertengkar denganmu setiap hari itu cukup melelahkan.. Tapi tenyata, aku begitu merindukan saat-saat kita bertengkar, Yeon Hyo-ya.. Menunggumu dalam keadaan tidak sadar seperti ini, lebih dari kata ‘melelahkan’... Aku lelah melihatmu seperti ini, Yeon Hyo-ya.. Aku tahu kalau kau suka sekali tidur.. Bahkan kau sering tertidur dikelas dan bangun terlampau siang... Tapi apa kau belum puas tidur selama dua hari ini tanpa jeda ? Bisakah kau bangun dan melihatku disini ? Aku rindu sekali... Aku ingin bertengkar denganmu lagi, Yeon Hyo-ya...”

            Kyuhyun membelai rambut Yeon Hyo dan kemudian menggengam tangan kanan gadis itu dengan lembut dan tersenyum kecut.

            “Bangunlah, adikku tersayang.. Aku menyayangimu..”







~XXX~







            Kwan Jiyoo berlari menuruni tangga rumahnya dengan tergesa. Gadis itu tampak ketakutan dan dikejar sesuatu. Padahal tidak ada seorang pun yang mengejarnya. Jiyoo membuka pintu utama rumah mewah itu dan berlari keluar sambil berteriak. Tampak ketakutan.

            Lee Sandeul yang kebetulan baru keluar dari rumahnya dan hendak memasuki mobil Hyundai putihnya itu seketika menoleh saat menyadari seseorang berlari menuju ke arahnya. Berteriak dan menangis.

            Namja itu hanya bisa diam mematung ditempatnya berdiri saat Jiyoo memeluknya dan menangis hebat.

            “Jiyoo-ya ? Gwaenchana ?” tanya Sandeul tampak khawatir. Jiyoo tidak menjawab. Gadis itu masih larut dalam pikirannya sendiri.

            “Kau baik-baik saja ? Kau kenapa, Jiyoo-ya ?” ulang Sandeul yang masih tidak digubris oleh Jiyoo. Gadis itu masih saja menangis. Tanpa bermaksud untuk menghentikan atau sedikit meredakan tangisannya.

            “Jiyoo-ya.. Tenang lah, aku ada disini.. Kau bisa menceritakan semua beban pikiranmu padaku.. Aku siap mendengarkanmu, Jiyoo-ya...” ucap Lee Sandeul lembut. Namja itu mengusap puncak kepala Jiyoo dan menatap gadis yang tengah berlinangan air mata itu sambil tersenyum.

            “Jangan menangis lagi, ne ?”

            Lee Sandeul menyeka air mata Jiyoo dan kembali memeluk erat gadis itu. Tanpa mereka sadari, sesosok pria tengah mengamati mereka dari kejauhan. Tak lama kemudian, pria itu berbalik menaiki mobilnya dan menggeram marah.






~XXX~






            Lee Donghae merentangkan kedua tangannya dan memijit bahunya pelan. Wajahnya terlihat lelah. Namja itu baru saja memimpin rapat dan menandatangani beberapa kontrak perusahaan. Donghae melirik arlojinya sekilas, pukul tujuh malam. Seharusnya dia sudah berada dirumah sakit menemani Yeon Hyo sekarang. Tapi pekerjaannya yang terbengkalai selama dua hari ini harus segera ia selesaikan dengan cepat. Untunglah, semua bisa diselesaikan tepat waktu.

            Donghae mengerjap-ngerjapkan matanya, tampak mengantuk. Namja itu mulai membereskan meja kerjanya dengan cepat. Ia tak ingin membiarkan Yeon Hyo sendirian, pasti Kyuhyun sudah pulang sejak sore tadi.

            Baru saja Donghae hendak berniat bangkit dari kursi kebanggaannya itu, tiba-tiba pintu ruangan yang di design minimalis itu terbuka. Tampak seorang yeoja masuk dengan langkah anggun diiringi dua orang gadis yang terlihat sebaya dengannya.

            Donghae mengernyitkan alis. Namja itu mengenali gadis ini. Sangat mengenalinya.

            “Neo...” desis Donghae yang membuat gadis itu tersenyum.

            “Waeyo ? Kau kaget dengan kedatanganku kali ini, Tuan muda Lee ? Bukankah kita sudah sering bertemu sebelumnya ?” ujar gadis itu yang membuat Donghae menghela nafas.

            “Apa yang kau inginkan ?” tanya Donghae dingin.

            “Kau bertanya padaku.. Apa yang aku inginkan ? Hahhaha.. Seharusnya kau tak perlu menanyakan soal itu padaku.. Karena kau sendiri sudah tahu jawabannya...”

            ”Aku sedang tak ingin bermain-main, Nona Park.. Aku sibuk...” sahut Donghae sambil kembali mengalihkan pandangannya. Kali ini menatap ke arah dua orang gadis yang mengikuti Park Tae Young sejak tadi.

            “Apa kabar kalian ? Nona Shin ? Nona Sung ?” tanya Donghae ramah. Cara bicaranya sangat berbeda dengan yang tadi. Hal itu lah yang membuat Park Tae Young merasa kesal. Namja ini selalu bersikap ramah dan lembut pada setiap gadis, kecuali Tae Young.

            Shin Min Sung dan Sung Sang Soon tidak menjawab. Kedua gadis itu saling pandang dan kembali menunduk.

            “Aahh~ ya, Nona Park.. Hari sudah malam.. Sebaiknya anda cepat pulang.. Aku masih ada keperluan lain diluar kantor.. Tidak ada waktu untuk menemanimu...” ujar Donghae sambil menyambar jas hitam yang tersampir di atas kursi kerjanya itu dan bergegas menuju pintu keluar. Tapi ternyata Park Tae Young tidak tinggal diam, gadis itu menahan pergelangan tangan Donghae. Membuat namja itu menghentikan langkah dan menghela nafas kesal.

            “Wae ?” tanya Donghae dingin.

            “Kau mau pergi kerumah sakit dan menemui Tuan Putri sok kaya itu, huh ?” sahut Tae Young yang membuat Donghae menatap gadis itu tajam.

            “Tuan putri sok kaya ? Maksudmu Cho Yeon Hyo ? Tunanganku ?”

            “Ne, siapa lagi kalau bukan dia ! Gadis sok polos yang menyita seluruh perhatianmu !”

            “Ya !! Kau tak berhak mengatakan hal macam-macam tentang Yeon Hyo !”

            “Wae ? Aku tidak peduli kalian sudah bertunangan atau tidak ! Yang jelas aku akan membuat gadis itu mengalami kehancuran yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya ! Aku akan membuatnya merasakan hal yang sama denganku ! Aku akan membuatnya benar-benar menjauh dari hidupmu ! Ingat perkataanku itu, Lee Donghae !” seru Park Tae Young tajam. Lee Donghae tidak berkedip. Namja itu fokus menatap Park Tae Young yang sudah tersulut emosi.

            “Neo ! Aku tak kan pernah membiarkan hal itu terjadi ! Tidak akan ada yang bisa menyentuh Yeon Hyo ! Termasuk kau !”

            “Eoh ? Kita lihat saja nanti, Tuan muda Lee...” ujar Park Tae Young sambil tersenyum sinis. Gadis itu berbalik menuju pintu keluar diikuti oleh Shin Min Sung dan Sung Sang Soon dengan langkah gontai. Meninggalkan Donghae yang hanya bisa menatap kepergian ketiga gadis itu dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan. Ada kebencian disana.







~XXX~






            Cho Kyuhyun membanting pintu kamarnya dengan keras. Amarah menguasai dirinya. Kwan Jiyoo, gadis yang ia cintai selama ini berpelukan dengan namja lain yang telah ia kenal dengan baik. Mereka memang dekat bahkan hidup bertahun-tahun sebagai tetangga. Tapi untuk apa berpelukan dengan begitu eratnya kalau tidak ada hubungan khusus diantara mereka berdua ?

            Kyuhyun menghela nafas frustasi. Kejadian yang datang bertubi-tubi belakangan ini cukup menyita kebebasan otaknya. Donghae bertunangan dengan Yeon Hyo, sehari kemudian gadis itu kecelakaan dan diketahui memiliki golongan darah yang berbeda dari anggota keluarga Cho.

Yeon Hyo mengalami gegar otak ringan dan benturan yang cukup kuat membuat gadis itu kehilangan kesadarannya selama dua hari ini. Dan sampai sekarang sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar.

Kyuhyun tak dapat mengelak jika dirinya begitu menginginkan kesadaran Yeon Hyo kembali. Kyuhyun sangat merindukan sosok yang cuek dan ceria itu. Tidak adanya Yeon Hyo dirumah ini benar-benar membuat keadaan seolah-olah seperti neraka. Tidak ada tempat untuk berdebat dan berteriak sepuas hati. Tidak ada orang yang bisa kau ajak untuk melampiaskan kekesalanmu. Bahkan tidak ada orang yang akan membuatmu jengkel sepanjang hari.

Kyuhyun menyadari ini sebuah kesalahan. Kesalahan saat ia mulai merindukan sosok Yeon Hyo dirumah ini. Bukankah seharusnya dia senang jika gadis itu hanya bisa terbaring dirumah sakit tanpa bisa melakukan hal apapun ? Termasuk hal-hal yang membuat Kyuhyun kesal setengah mati. Dan tentu saja keadaan rumah menjadi sedikit tenang.

Tidak ada lagi teriakan Yeon Hyo saat gadis itu terlambat bangun. Tidak ada lagi omelan panjang lebar yang meluncur dari bibir Nyonya Cho saat Yeon Hyo tidak mau menghabiskan sarapannya. Tidak ada lagi acara ‘berebut’ daging Bulbogi saat makan malam. Kyuhyun bisa memakan Bulbogi buatan Nyonya Cho sepuasnya tanpa harus menyisakan untuk Yeon Hyo yang dipastikan selalu kurang dalam bagiannya.

Kyuhyun mencengkram kerah bajunya dengan tangan kanan. Benar-benar terasa kosong saat gadis itu tidak ada disini. Semuanya berjalan normal, tanpa kerusuhan sedikit pun. Dan ternyata, Kyuhyun sangat tidak nyaman dengan keadaan ini.

“Yeon Hyo-ya... Nan bogoshippo-yo... Aku merindukanmu.. Cepatlah kembali...” desis Kyuhyun sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Namja itu memejamkan matanya, berusaha untuk tidur. Tapi ternyata sia-sia, Kyuhyun tak dapat berpura-pura kalau semuanya baik-baik saja. Ada segelintir perasaan sakit yang tiba-tiba saja menjalar memenuhi seluruh mata batinnya.

Entah untuk siapa.

Kwan Jiyoo atau Cho Yeon Hyo ?





-TO BE CONTINUED-




#JEDEEEEEEEERRR !!!

KYUHYUN galaaaaaaaaauu XD *plak*

Yeon Hyo masih belom sadar juga =.=’

Lagi-lagi cinta segitiga tercipta disini tanpa mereka sadari XD

Masa lalu Jiyoo yang menyakitkan karena kesalahan ibunya..

Kecelakaan yang menimpa Yeon Hyo karena kesalahan Kyuhyun yang menginginkan kematiannya..

Dan apalagi ini ?

Hhmm... Kesalahan demi kesalahan..

MISTAKES *plak


Komment..komment XD

*kissue HKS satu persatu :*



_Yoon Yeon Hyo_


cr : gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com
@maudyodii_

FF "Reminiscence" (PART 4) / Love ? (연애 ?)




“Reminiscence”

Author : Yarica Eryana (Yoon Yeon Hyo)

Facebook : Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun

Twitter : @IchaGaemGyu

Blog : www.gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com 


Main Cast : Kyuhyun Super Junior a.k.a Cho Kyuhyun

                        Icha Elf-Sparkyu Cho Kyuhyun a.k.a Cho Yeon Hyo

                        Tiara Shahnaz a.k.a Kwan Jiyoo

                        Donghae Super Junior a.k.a Lee Donghae



Sub Cast :      Leeteuk Super Junior a.k.a Park Jung Soo

Sungmin Super Junior a.k.a Lee Sungmin

                        Sandeul B1A4 a.k.a Lee Sandeul (Sungmin’s Brother)

Weny Olivia a.k.a Lee Via (Sungmin’s Sister)

Eftarinda Irmania Monellaricco a.k.a Cho Yeon Ri (Kyuhyun’s Sister)




As Tagged :   Eyiikk Yiikk Dewii a.k.a Park Tae Young (Leeteuk’s Sister)

Kimmymaruluvkyu a.k.a Choi Hye Rin

                        Kyky cyank a.k.a Kim Ji Hyun

Vadya Angel’elf Leeteuk a.k.a Sung Sang Soon

                        Lidyana Sutedja a.k.a Shin Min Sung





Genre : AU, Romance, Comfort, Hurt

Disclaimer : CHO KYUHYUN IS MINE XD *ditabok Sparkyu*

Super Junior belongs to ELF, but the fanfict is mine ~ 
  



Credit pict : Masih Lestari Edited



LINK FF “Reminiscence”
PART 1
“Reminiscence” (PART 1) / Hate ? (미워 ?)
PART 2
“Reminiscence” (PART 2) / Revenge (복수)
PART 3
“Reminiscence” (PART 3) / Choice (선택)




Recommended Song :: Super Junior K.R.Y – Reminiscence
           
                                    Yiruma – When The Love Falls






FF “Reminiscence” *PART 4* / Love ? (연애 ?)







“Jangan berpikiran yang macam-macam, ne ? Kalau kau bukan dongsaeng kandungku... Bagaimana mungkin margamu adalah Cho ? Bagaimana mungkin kau bisa tinggal dan hidup denganku selama ini ?”

            “Kyuhyun-ah....”

            “Aku tidak mengenal Yeon Hyo yang seperti ini... Aku lebih suka kalau kau bertengkar denganku setiap hari dan membenciku daripada kau menangis dan menganggap kalau kau bukan dongsaeng kandungku... Aniya, Yeon Hyo-ya... Walaupun aku membencimu sejak kejadian itu dan atas semua keberuntungan yang kau dapatkan.. Tapi aku tidak suka melihatmu seperti ini....”

            “Gomawo, Kyuhyun-ah...”

            Yeon Hyo melepaskan pelukanku dan menyeka air matanya dengan punggung tangan.

            “Terima kasih untuk apa ?” tanyaku heran.

            “Terima kasih karena kau telah membuatku sedikit tenang...” ucap Yeon Hyo sambil tersenyum kecil.

            “Kita berdamai malam ini, tapi ingat.. besok kita menjadi musuh lagi, arraseo ?” sahutku sambil mengacak pelan rambut Yeon Hyo.

Yeon Hyo mengangguk.

“Tentu saja, Kyuhyun-ah !” sahutnya terdengar senang.

“Pertahankan lah itu...”

Sejujurnya aku merindukan masa kecil kami dulu. Saat aku bisa memanjakan Yeon Hyo dan melindunginya. Tapi entah kenapa, kebencian ini benar-benar sudah merasuki jiwaku. Membuatku tidak bisa memaafkan Yeon Hyo atas kematian Appa yang sangat ku sayangi. Dan aku tidak akan pernah melupakan hal itu. Membenci Yeon Hyo adalah pilihanku sejak awal. Ku rasa, tidak ada satu pun yang bisa mengubah pilihanku itu.

*Cho Kyuhyun PoV END*








~XXX~






*Author PoV*

            Kwan Jiyoo merapikan tatanan rambutnya secara perlahan. Yeoja itu berdiri didepan cermin besar berukiran kupu-kupu cantik sambil tersenyum.

            “Sempurna !” serunya senang sambil kembali mengamati pantulan dirinya di cermin.

            “Jiyoo-ya ?”

            Kwan Jiyoo menoleh dan kembali tersenyum saat melihat sesosok namja tampan yang memakai setelan jas itu menghampirinya.

            “Eottohke ? Bagaimana dengan penampilanku, Tuan muda Lee ?” tanya Kwan Jiyoo sambil merapikan ujung gaunnya. Lee Sandeul mengangguk dan tersenyum kagum.

            “Kau cantik sekali, Jiyoo-ya...”

            “Jinjja ? Tapi sepertinya ada yang kurang...” sahut Jiyoo sambil kembali berbalik menghadap cermin.

            “Aniya, perlukah aku memotretmu agar kau percaya ?” tanya Lee Sandeul yang dijawab dengan anggukan ringan Jiyoo.

            “Arraseo... sekarang kau berdiri disana dan pegang ini, ne ?”

            “Eh ? Apa ini ?”

            “Cake... buatanku sendiri... Hhehee... Aku mencoba membuatnya semalam, ku pikir kau mau mencicipinya sedikit...”

            “Boleh ? Tentu saja aku mau, Sandeul-a ! Tapi setelah kau mengambil gambarku, ne ?”

            Lee Sandeul mengangguk dan mengeluarkan kamera sakunya. Namja itu menyuruh Kwan Jiyoo untuk berdiri tegak dan mengulurkan cake itu ke depan.

            Klik !




“Bagus sekali, Jiyoo-ya.. Eerr.. Bisakah kita pergi sekarang ? Kyuhyun sudah menyuruhku untuk menjemputmu...”

            Kwan Jiyoo mengangguk dan tersenyum.

            “Kajja !”






~XXX~






            “Oppa, Sigani jom issoyo ?” (Kak, ada waktu sebentar ?)

            Lee Donghae menoleh dan tersenyum ramah.

            “Ne, mullon ijiyo. Waeyo ?” (Ya, tentu saja. Kenapa ?)

            “Halmariga issoyo.. Gwaenchanayo ?” (Ada yang ingin ku bicarakan.. Tidak apa-apa ?)

            “Gwaenchanayo, mwolmalhago siphoyo ?” (Tidak apa-apa, kau mau bicara apa ?)

            “Aku...Aku....”

            Lee Donghae mengernyitkan alis dan menatap Cho Yeon Ri dengan bingung. Sepertinya ada hal penting yang ingin disampaikan oleh yeoja itu padanya.

            “Aahh~ aniya, aku tidak bisa mengatakannya.. Oppa, mianhae....” sahut Yeon Ri gugup. Tapi gadis itu berusaha untuk tetap tersenyum.

            “Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan, Yeon Ri-ya ?”

            “Eerr... masalah pertunangan Oppa dengan Yeon Hyo eonni hari ini...”

            “Uumm.. Lalu ?”

            “Monjo goryouhamyoun jokessoyo....” (Sebaiknya pertimbangkanlah terlebih dahulu...)

            “Eh ?”

            “A..aniya ! Lupakan ucapanku barusan, Oppa ! Aku tidak sungguh-sungguh mengatakannya !” seru Yeon Ri panik.

            “Hhahaa.. Kau kenapa, Yeon Ri-ya ? Aneh sekali...” sahut Lee Donghae sambil terkekeh pelan.

            “Aniya, aku hanya ingin mengatakan kalau... kalau... Oppa sangat tampan hari ini ! Aahh~ benar-benar serasi dengan Yeon Hyo eonni...” sahut Yeon Ri lemah.

            “Gomawo, Yeon Ri-ya... Hhmm.. tamu yang lain sudah datang ?”

            “Sebagian besar sudah datang.. Yeon Hyo eonni nanti akan keluar bersama Kyuhyun Oppa setelah semua tamu undangan datang...”

            “Yang di undang hanya orang-orang tertentu saja kan ?” tanya Lee Donghae sambil merapikan letak dasi hitamnya. Namja itu mengenakan setelan jas serba hitam.

            “Ne, beberapa kepala devisi perusahaan Cho dan perusahaan Lee... ditambah dengan keluarga Kwan..”

            Lee Donghae mengangguk dan kembali menatap cermin. Duduk menunggu di ruang ganti seperti ini adalah hal yang menyebalkan bagi Donghae. Namja itu sudah tidak sabar lagi untuk bertunangan dengan Yeon Hyo. Satu-satunya gadis yang mampu membuat Donghae tertarik. Dan tidak bisa menatap gadis lain selain yeoja itu.

            “Oppa, bolehkah aku meminta satu hal padamu ?” tanya Yeon Ri yang membuat Donghae tersentak. Ternyata namja itu melamun.

            “Aahh~ Ne, katakan saja, Yeon Ri-ya....”

            “Setelah pesta pertunangan ini selesai, aku minta Oppa untuk berjanji satu hal padaku.. Eerr.. Tolong jaga Yeon Hyo eonni dengan baik... Aku takut kalau keluarga Park akan mencelakakannya...”

            “Keluarga Park ?” sahut Lee Donghae sambil mengernyitkan alis. Namja itu menatap Yeon Ri tak mengerti.

            “Ne, mungkin Oppa tidak tahu kalau putri keluarga Park menyukai Oppa dan berniat untuk merebut Oppa dari tangan Yeon Hyo eonni... Aku takut dia akan mencari cara agar Yeon Hyo eonni tidak merasa bahagia... Apalagi setelah pertunangan ini dilakukan, mereka mungkin akan semakin mengincar Yeon Hyo eonni....”

            “Putri keluarga Park ? Maksudmu... Park Tae Young ?”

            Yeon Ri mengangguk diiringi desahan nafas kesal Lee Donghae.

            “Aku sudah beberapa kali menolak Tae Young, kenapa yeoja itu masih tidak menyerah ?”

            “Molla... Itu sebabnya aku meminta Oppa untuk menjaga Yeon Hyo eonni dengan baik... Ne ?”

            “Tentu saja, Yeon Ri-ya...”







~XXX~






            “Haruskah aku memakai pakaian menjijikan ini ?!” protes Yeon Hyo sebal sambil menunjuk-nunjuk gaun putih panjang yang sudah disiapkan oleh Yeon Ri sebelumnya.

            Kyuhyun yang sudah berdiri disana sejak yeoja itu memutuskan untuk mandi untuk ketiga kalinya hari ini, mulai kehabisan kesabaran. Namja itu mendecak kesal dan menarik lengan Yeon Hyo dengan kasar.

            “Kau lebih memilih untuk memakai gaun itu atau kita batalkan saja pertunangan ini ?!” ancam Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo mendengus.

            “Adakah pilihan lain ?” tawar Yeon Hyo yang dijawab dengan gelengan tegas Kyuhyun.

            “Aniya, Nona Cho yang terhormat.. Eomma sudah memperingatkanku soal ini.. Kau harus memakai gaun dan high hells itu jika pesta ini mau kita teruskan !”

            “Kyuhyun-ah... bukankah kau itu adalah Oppa-ku ? Seharusnya kau berada di pihak ku !”

            “Apa kau ingat ? Kalau aku ini membencimu, Yeon Hyo-ya ?” tanya Kyuhyun malas.

            “Ne, tapi setidaknya lupakan permusuhan kita kali ini saja, Kyuhyun-ah... Jeball.. pakaian seperti itu benar-benar akan membuatku tersiksa !”

            “Aku tak peduli..”

            “Kyuhyun-ah !”

            “Ini sudah terlalu lama.. Ku beri kau waktu sepuluh menit untuk mengganti piyama pink menggelikanmu itu dengan gaun ini, Yeon Hyo-ya... Atau kalau tidak, pertunanganmu dengan Lee Donghae akan ku batalkan secara sepihak !”

            “Ya !! Cho Kyuhyun !!” pekik Yeon Hyo saat namja tampan dengan setelan jas hitam itu membanting pintu kamar Yeon Hyo dengan kasar.

            Yeon Hyo mendecak kesal dan menatap gaun putih yang terlihat cantik itu dengan enggan. Tak lama kemudian yeoja itu menjerit frustasi.







~XXX~






            Yeon Hyo melangkah secara perlahan. Sesekali yeoja itu tampak kehilangan konsentrasi dan pada akhirnya langkahnya tidak seimbang. Membuat Kyuhyun dengan susah payah menahan pergelangan tangan yeoja itu agar tidak jatuh.

            “Yeon Hyo-ya, sebaiknya kau berpegangan pada lenganku saja..” bisik Kyuhyun saat namja itu menuntun Yeon Hyo turun dari tangga. Tapi yeoja itu menggeleng tegas.

Aish.. kalau kau jatuh bagaimana, hah ?!”

“Bukan urusanmu, Kyuhyun-ah...” sahut Yeon Hyo dingin. Yeoja itu masih merasa kesal karena Kyuhyun memaksanya memakai gaun yang menurut Yeon Hyo sangat berlebihan. Seperti gaun pengantin saja.

“Semua tamu undangan sudah datang, Yeon Hyo-ya... Jangan membuat malu !”

Yeon Hyo tidak menjawab dan masih melangkah secara perlahan dengan kondisi tidak seimbang. Membuat tubuhnya terlihat bergerak dengan kaku.

Palli !” desak Kyuhyun kesal. Kyuhyun menarik pergelangan tangan Yeon Hyo dan menaruhnya di lengan kiri  namja itu. Mau tidak mau Yeon Hyo harus menurut karena beberapa pasang mata sudah melihat ke arah mereka.

Yeon Hyo melangkah beriringan dengan Kyuhyun secara perlahan. Mereka menuruni anak tangga satu demi satu. Suasana yang ramai, mendadak hening. Semua mata kini tertuju pada namja dan yeoja yang sudah mereka tunggu-tunggu sejak tadi. Beberapa detik kemudian, Yeon Hyo dan Kyuhyun sampai pada anak tangga terakhir.

“Tersenyumlah..” bisik Kyuhyun samar. Yeon Hyo tidak menjawab. Yeoja itu terlihat bimbang. Tapi tak lama kemudian, Yeon Hyo mengangkat kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman.



Semua tamu undangan sontak bertepuk tangan menyambut kedatangan Yeon Hyo dan Kyuhyun, kecuali Lee Donghae. Namja itu tetap berdiri dengan santai menunggu Kyuhyun mengantarkan ‘calon tunangannya’ itu tepat disamping Lee Donghae.

“Aku gugup sekali, Kyuhyun-ah...” bisik Yeon Hyo pelan. Kyuhyun menghela nafas berat dan kembali tersenyum. Namja itu juga sebenarnya cukup gugup. Bagaimana tidak ? Setelah Cho Ming Won –Appa Kyuhyun- meninggal saat Yeon Hyo berulang tahun yang kelima belas, tentu saja Kyuhyun harus menggantikan posisinya sebagai kepala keluarga rumah ini. Itu artinya, jika Yeon Hyo dan Yeon Ri menikah maka Kyuhyun yang harus menjadi pendamping pengantin untuk kedua adiknya itu.

“Aku juga...” sahut Kyuhyun sambil kembali tersenyum kecut. Ada rasa tidak rela saat melepaskan tangan mungil milik Yeon Hyo dan memberikannya pada Lee Donghae. Seperti dihantui perasaan takut. Lebih tepatnya takut kehilangan.

Kyuhyun hanya mengangguk saat Donghae mengucapkan terima kasih dan menerima uluran tangan Yeon Hyo.

“Berbahagialah, Yeon Hyo-ya...” desis Kyuhyun tanpa sadar. Namja itu merasakan perasaan aneh yang menjalar merasuki setiap palung hatinya. Ada rasa tidak rela. Ada rasa tidak ingin kehilangan. Ada juga perasaan lega karena telah menyerahkan Yeon Hyo kepada namja yang berasal dari keluarga baik-baik.

Mungkin ini perasaan seorang Appa jika menikahkan putrinya dengan seorang namja. Dan Kyuhyun merasakan perasaan itu. Perasaan aneh yang menganggunya. Padahal Yeon Hyo hanya bertunangan dengan Lee Donghae ? Kenapa rasanya tetap saja berat ?

Kyuhyun mundur beberapa langkah, kemudian berbalik. Semakin lama hatinya semakin tidak karuan saja. Namja itu melangkah secara perlahan ke tempat dimana Nyonya Cho dan Yeon Ri berdiri dengan kalut.

Entah Kyuhyun sadar atau tidak, yang jelas namja itu refleks menyeka air mata yang entah kenapa mengalir membasahi pipi Yeon Ri.

“Jangan menangis, Yeon Ri-ya.. Aku tahu ini berat sekali untukmu... Tapi inilah langkah yang harus ku ambil untuk Yeon Hyo..” ucap Kyuhyun yang membuat Yeon Ri menoleh dan menghentikan tangisnya.

“Ma..maksud Oppa ?”

“Kau mencintai Lee Donghae ?” tebak Kyuhyun tepat sasaran.

Cho Yeon Ri tidak menjawab. Yeoja itu hanya mampu menunduk dan memilin ujung gaun ungu-nya.

Mianhae, Yeon Ri-ya...”

Nan gwaenchanayo... Aku baik-baik saja, Oppa...”

“Tapi keadaanmu tidak terlihat baik...”

Aniya, aku.. aku.. aku hanya....”

“Hanya kecewa ?”

Aniya, kau tidak pernah mengecewakanku, Oppa...”

Yeon Ri menggeleng perlahan dan kembali menatap ke arah Yeon Hyo dan Donghae yang tengah memasangkan cincin pertunangan mereka satu sama lain. Beberapa detik kemudian, terdengar tepuk tangan riuh dari tamu undangan yang hadir. Mau tidak mau Yeon Ri ikut tersenyum melihatnya.

“Tapi kali ini aku pasti mengecewakanmu, Yeon Ri-ya...” ucap Kyuhyun pelan namun terdengar jelas ditelinga Yeon Ri.

Oppa, jika Yeon Hyo eonni bahagia... Aku juga merasa bahagia...”

“Kau terlalu mengistimewakannya, Yeon Ri-ya...”

Yeon Ri terdiam dan mengalihkan pandangannya ke arah Nyonya Cho yang kini tengah sibuk mengobrol dengan beberapa ‘orang penting’ dari perusahaan Lee.

“Kau tahu ? Aku sangat membenci Yeon Hyo... Tapi entah kenapa, saat menyerahkannya pada Lee Donghae tadi.. Aku merasa sedikit kehilangan.. Ada perasaan aneh yang mengangguku...” ucap Kyuhyun yang membuat Yeon Ri menghela nafas.

Oppa, harus ku akui.. Saat kau dan Yeon Hyo eonni datang, kalian terlihat seperti pasangan kekasih.. Entahlah, menurutku karisma kalian begitu terpancar... Jika Yeon Hyo eonni bukan lah eonni kandung-ku, mungkin aku akan lebih mendukungmu untuk menikah dengannya ketimbang menikah dengan Jiyoo eonni...”

“Yeon Ri-ya.. Aku mencintai Kwan Jiyoo.. Lagipula Yeon Hyo itu yeodongsaeng kandung-ku.. Aku ingat dengan jelas saat eomma melahirkan Yeon Hyo... Kau tahu ? Pernikahan sedarah itu terlarang...”

“Yeon Hyo eonni benar-benar berbeda dengan kita, Oppa... Aku sering kali bermimpi kalau dia bukan lah eonni kandung-ku.. Tapi entahlah, semoga hal itu tidak benar..”

Kyuhyun menatap ke arah Yeon Hyo yang tengah mengobrol dengan Choi Hye Rin dan Kim Ji Hyun. Lalu beralih ke arah Kwan Jiyoo yang baru saja tiba ditemani Lee Sandeul. Yeoja itu melambai ke arah Kyuhyun dan tersenyum.

“Jangan berpikiran macam-macam, Yeon Ri-ya... Yeon Hyo adalah eonni-mu, selamanya akan tetap begitu..” bisik Kyuhyun tajam.

Arraseo...”

“Kyuhyun-ah !” panggil Jiyoo yang membuat Kyuhyun langsung mengembangkan senyumnya. Namja itu bergegas menghampiri Jiyoo dan Sandeul yang menunggu Kyuhyun didekat tangga.

“Uumm.. Mana Yeon Hyo ?” tanya Jiyoo begitu Kyuhyun sampai didekat mereka. Lee Sandeul langsung menjabat tangan Kyuhyun seraya mengucapkan selamat.

“Disana bersama Lee Donghae... Kau mau memberinya ucapan selamat ?” tanya Kyuhyun ragu. Mengingat kejadian antara Jiyoo dan Yeon Hyo yang membuat yeoja itu menangis.

Ne, bukankah dia calon dongsaeng-ku ?” sahut Jiyoo senang. Lee Sandeul hanya tersenyum kikuk.

Arraseo... Biar ku temani...”







~XXX~







            “Yeon Hyo-ya, apa kau bahagia ?” tanya Lee Donghae di sela-sela hiruk pikuk jamuan makan malam yang tengah berlangsung sejak beberapa menit yang lalu.

            Cho Yeon Hyo menoleh dan menghentikan suapannya. Yeoja itu kemudian tersenyum dan membalas tatapan teduh Lee Donghae.

            “Menurutmu ?” sahut Yeon Hyo balik bertanya.

            “Seharusnya kau merasa bahagia...”

            “Kalau kau sudah tahu jawabannya, kenapa masih bertanya ?”

            “Hhahhaa... Dasar kau ini..”

            “Aku sangat bahagia, Donghae-ya...” ucap Yeon Hyo yang membuat Lee Donghae sontak mengembangkan senyumannya.

            “Gomawo, Yeon Hyo-ya...”

            “Untuk apa ?”

            “Terima kasih karena telah hadir dalam hidupku...” sahut Donghae yang membuat wajah Yeon Hyo terasa memanas. Itu salah satu kata-kata romantis dari sekian banyak kata yang pernah diungkapkan Donghae pada Yeon Hyo.

            “Cheonmaneyo..” balas Yeon Hyo sambil tersenyum. Yeoja itu benar-benar tidak tahu harus menjawab apa kalau Donghae sudah mengungkapkan perasaannya. Namja itu romantis, benar-benar romantis dan lembut. Siapapun tidak akan kuasa menolak seorang Lee Donghae yang begitu baik.

            Yeon Hyo kembali fokus pada makanannya saat Kyuhyun menarik kursi dan duduk tepat disamping gadis itu. Namja tampan yang mengenakan setelan jas serba hitam itu tampak sibuk mempersilahkan seorang yeoja untuk ikut duduk disampingnya.

            Yeon Hyo yang semula tidak peduli, sekarang sibuk mencuri pandang ke arah Jiyoo yang baru saja duduk disamping Kyuhyun. Ada rasa tidak rela saat Kyuhyun menuangkan minuman kedalam gelas kosong Jiyoo. Entah apa yang ada didalam pikiran Yeon Hyo, yang jelas yeoja itu kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya dengan sebal.

            “Kau kenapa, Yeon Hyo-ya ?” tanya Lee Donghae saat menyadari perubahan sikap tunangannya itu. Yeon Hyo yang ditanya malah tidak menjawab dan kembali menyuapkan beberapa potong cake berukuran besar kedalam mulutnya penuh-penuh. Hingga ada noda krim kue yang tertinggal di sudut bibir yeoja itu.

            Cho Kyuhyun yang melihat kejadian itu hanya tersenyum mengejek dan memberikan sehelai tissue pada Yeon Hyo. Tapi dengan segera di tepis oleh yeoja cantik itu.

            “Ya !! Kau kenapa ?!” tanya Kyuhyun kesal.

            Yeon Hyo mendengus dan tidak memperdulikan pertanyaan namja yang seharusnya dia panggil dengan sebutan ‘Oppa’ itu. Lee Donghae yang mengerti sikap aneh Yeon Hyo, hanya bisa menahan senyumnya. Donghae tahu kalau Yeon Hyo kurang menyukai Jiyoo. Tapi sebenarnya bukan hanya masalah itu saja. Selain kurang menyukai Jiyoo, Yeon Hyo kurang suka jika Jiyoo berdekatan dengan Kyuhyun.

            “Yeon Hyo-ya !” panggil Kyuhyun sekali lagi.

            Yeon Hyo menoleh dan menatap namja itu kesal. Rasanya Yeon Hyo ingin mencakar wajah Kyuhyun saat itu juga. Tapi pikiran itu buru-buru ditepis oleh Yeon Hyo, mengingat saat ini rumah mereka sangat ramai dengan tamu undangan.

            “Bersikaplah normal sekali-kali..” ucap Kyuhyun terdengar mengancam. Yeon Hyo cemberut.

            “Dangsini boreulseul gochilsu issoyahaeyo...” (Seharusnya kau bisa memperbaiki tingkah laku mu..) tambah Kyuhyun yang membuat Jiyoo terkekeh pelan. Yeon Hyo yang menyadari kalau Kwan Jiyoo menertawakannya, hanya bisa mendengus kesal.

            “I eumsikeun masi opsoyo !” (Makanan ini tidak enak !) seru Yeon Hyo berusaha mengalihkan perhatian. Donghae mengernyitkan alis dan menatap gadis yang tengah cemberut disampingnya itu sambil tersenyum.

            “Makan yang lain saja...” saran Donghae yang dijawab dengan gelengan ringan Yeon Hyo.

            “Aku kenyang.. Mau tidur...” sahut Yeon Hyo asal.

            Kyuhyun yang menyadari kalau Yeon Hyo akan beranjak dari tempatnya duduk, sontak menahan pergelangan tangan yeoja itu dengan kuat.

            “Kau tetap disini sampai pesta berakhir..” bisik Kyuhyun sambil menatap Yeon Hyo tajam.

            “Shireo !”

            “Yeon Hyo-ya !” bentak Kyuhyun kesal.

            “Donghae-ya... Aku mau tidur...” ucap Yeon Hyo sambil beralih menatap Donghae dengan raut wajah memelas. Gadis itu mengabaikan Kyuhyun yang tengah menggerutu tidak jelas disampingnya.

            “Arraseo... Biar ku antar kau ke kamar..” sahut Lee Donghae lembut. Yeon Hyo mengangguk dan menoleh ke arah Kyuhyun sekilas. Yeoja itu menjulurkan lidahnya, tanda mengejek.

            “Ya !! Cho Yeon Hyo !”







~XXX~






            “Kenapa Oppa mau mengantarkan Jiyoo eonni kemari ?”

            “Maksudmu ?” tanya Lee Sandeul sambil menghentikan suapannya. Namja itu menoleh ke arah Yeon Ri yang tengah mengaduk milk shake chocolate favorite-nya dengan enggan.

            “Eerr.. bukankah Oppa menyukai Jiyoo eonni ?”

            “Itu..itu.. kenapa kau mengetahuinya ?”

            “Mudah saja.. Siapapun bisa melihat hal itu Oppa.. Mungkin hanya Kyuhyun Oppa dan Jiyoo eonni yang tidak menyadarinya..”

            “Itu tidak benar, Yeon Ri-ya...”

            “Hhmm.. Mungkin aku baru mengenalmu.. Karena sebelumnya aku tidak tahu kalau Oppa adalah namdongsaeng kandung Sungmin Oppa... Tapi sekilas saja aku sudah tahu kalau Oppa menyukai Jiyoo eonni...”

            Lee Sandeul tersenyum dan menatap yeoja itu dalam-dalam.

            “Kenyataan tidak selalu sesuai dengan harapan kita, Yeon Ri-ya...” ucap Sandeul yang membuat Yeon Ri tertegun. Kata-kata namja itu sangat bijak.

            “Oppa benar...”

            “Dan terkadang kita harus merelakan kebahagiaan kita sendiri untuk membuat orang yang kita cintai itu bahagia..”

            “Aku pernah melakukan hal itu dua kali...” ucap Yeon Ri yang membuat Lee Sandeul kembali tersenyum.

            “Aku tahu maksudmu...”

            “Eh ? Oppa tahu ?”

            “Ne, tentu saja.. Kau pernah merelakan kebahagiaanmu demi Sungmin Hyung yang ternyata mencintai Shin Min Sung... Dan kali ini kau juga harus merelakan Lee Donghae, benar ?”

            “Oppa... tahu darimana hal itu ?” sahut Yeon Ri kaget. Gadis itu tidak pernah bercerita pada siapapun tentang perasaannya kecuali pada Lee Sungmin. Tapi kenapa Cho Kyuhyun dan bahkan Lee Sandeul tahu ?

            “Hanya menebak.. Dan ternyata benar..”

            “Oppa bisa merahasiakan hal ini ?” pinta Yeon Ri terdengar memohon.

            “Tentu saja Yeon Ri-ya... Aku ini bisa menjaga rahasia dengan baik..” jawab Sandeul menenangkan. Yeon Ri mengangguk dan tersenyum.

            “Gomawo Oppa...”






~XXX~







            Yeon Hyo mengerjap-ngerjapkan matanya yang silau karena cahaya lampu kamar. Perlahan yeoja itu menguap lebar kemudian bergumam tidak jelas. Antara sadar dengan tidak.

            Yeon Hyo memincingkan mata dan berusaha melihat jam pink Hello Kitty yang tertempel di dinding kamarnya. Beberapa detik kemudian yeoja itu buru-buru beranjak dari tempat tidurnya dan berteriak histeris.

            “Aarrgghh ! Jam sepuluh ! Jam sepuluh ! Aku terlambat ujian !!” pekik Yeon Hyo frustasi. Gadis itu menyambar handuk pink yang tergeletak begitu saja di atas meja belajarnya dan berlari secepat kilat ke kamar mandi.

            Lima menit kemudian, tampak seorang yeoja dengan rambut basah buru-buru keluar dari kamar mandi. Yeon Hyo mengeringkan rambutnya dengan handuk secara tergesa-gesa dan menyambar ikatan rambut untuk menggulung rambutnya ke atas. Tidak ada waktu lagi untuk menyisir rambut kecokelatannya yang panjang dan bergelombang itu.

            Yeon Hyo mengganti piyama pink itu dengan baju yang ternyata dipilihnya juga berwarna pink ditambah dengan sepatu putih favorite-nya.




Yeoja itu menyambar segala macam bentuk buku yang berserakan di atas tempat tidurnya dan memasukkannya kedalam tas dengan cepat. Yeon Hyo benar-benar harus berlomba dengan waktu. Dia hanya punya waktu sepuluh menit untuk sampai ke kampus dan mengikuti ujian akhirnya sebagai mahasiswa.

            Yeon Hyo bergegas keluar dari kamarnya dengan cepat dan berlari menuruni tangga. Keadaan rumah mewah itu sangat sepi. Sepertinya Kyuhyun sudah pergi ke kantor sejak dua jam yang lalu. Dan keberadaan Nyonya Cho dipastikan tengah berada di dapur, berkutat dengan resep-resep masakan yang baru untuk di coba olehnya. Sedangkan Yeon Ri pasti sudah duduk manis di kampusnya, tengah memperhatikan materi yang diberikan oleh dosen secara seksama.

            Yeon Hyo menyambar kunci mobil yang tergeletak tak berdaya di dekat guci-guci antik koleksi Nyonya Cho. Yeoja itu terlalu buru-buru hingga tidak menghiraukan teriakan Nyonya Cho yang berusaha menghentikan langkah serampangannya.

            “Eomma ! Aku pergi dulu !” pekik Yeon Hyo tak jelas sesaat setelah yeoja itu berhasil membanting pintu utama dengan menggunakan kaki. Tangannya sibuk memegang tas serta alat tulis yang ia temukan secara tidak sengaja di dekat guci-guci antik tadi. Sedangkan mulutnya tengah menggigit sepotong roti panggang tanpa selai.

            Yeon Hyo berlari menuju garasi mobil yang telah terbuka itu. Hanya tersisa satu mobil disana, mobil Hyundai putih milik Yeon Hyo.

            Yeon Hyo bergegas masuk kedalam mobilnya dan menghidupkan mesin mobil Hyundai putih itu dengan cepat. Tampak sekali kalau Yeon Hyo terburu-buru.

            Yeoja itu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah tidak ada waktu lagi untuk berlama-lama. Yeon Hyo memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Berulang kali yeoja itu mengumpat kesal karena beberapa kendaraan tidak mau mengalah dan memberikan jalan pada yeoja itu.

            Tiba-tiba saja ponsel milik Yeon Hyo berdering nyaring. Ada satu panggilan masuk yang membuat Yeon Hyo kembali menggerutu tidak jelas, namun yeoja itu tetap mengangkat panggilan itu.

            “Yeoboseyo ?” ucap Yeon Hyo malas. Tangan kanan yeoja itu sibuk menyetir. Sedangkan tangan kirinya memegang ponsel dan menempelkannya di telinga.

            “Yeoboseyo ? Yeon Hyo-ya ! Kau dimana ?” tanya seorang yang namja dari seberang yang sontak membuat Yeon Hyo mendecak kesal.

            “Di jalan.. Waeyo ?”

            “Kau baru bangun ? Aaiish.. bukankah sudah ku peringatkan padamu agar bangun lebih pagi ?! Kau ini gadis macam apa, hah ?!”

            “Berhenti menceramahiku, Kyuhyun-ah !” pekik Yeon Hyo sebal.

            “Kau pasti terlambat datang ke kampus ! Benar-benar memalukan !

            “Memangnya apa urusanmu ?”

            “Ujian sudah dimulai, bodoh ! Aku tidak mau kalau pihak kampusmu meneleponku lagi hanya karena kau terlambat ujian !

            “Cih... Itu urusanku !”

            “Itu juga urusanku ! Kau itu salah satu anggota keluarga Cho ! Aku yang menjadi wali-mu, bodoh !

            “Aku tidak memintamu untuk menjadi wali-ku !”

            “Sebenarnya aku juga tidak sudi ! Kalau saja eomma tidak memintaku untuk menjadi wali-mu, tentu aku tidak akan merasa repot begini karena ulahmu, Yeon Hyo-ya !

            “Ini juga karena pesta yang sampai larut malam itu ! Aku jadi kurang tidur !”

            “Itu kan pesta pertunanganmu sendiri, bodoh ! Kenapa kau menyalahkanku, hah ?!

            “Berhenti berteriak ditelingaku, Cho Kyuhyun !”

            “Waktumu habis, Yeon Hyo-ya ! Ujian sudah dimulai ! Cepatlah datang ke kampus !

            “Ini sudah cepat, huh !”

            “Tambah kecepatan !”

            Ya !! Kau mau membunuhku ?!” pekik Yeon Hyo kesal. Yeoja itu menginjak pedal gas mobilnya lebih dalam. Membuat laju mobil Hyundai putih itu semakin kencang.

            “Kalau kau mati, itu lebih baik !” sahut Kyuhyun yang membuat Yeon Hyo terdiam. Pikiran gadis itu mendadak kalut. Benarkah kalau Kyuhyun menginginkan kematiannya ? Apa Kyuhyun benar-benar membenci gadis itu hingga ingin melenyapkannya dari muka bumi ini ?

            “Yeon Hyo-ya ?!” panggil Kyuhyun yang sama sekali tidak dijawab oleh Yeon Hyo. Yeoja itu hanya bisa menatap kosong ke arah jalanan kota Seoul yang benar-benar padat.

            “Yeon Hyo-ya ! Kenapa kau diam saja ? Cepat jawab aku !

            “Kyuhyun-ah, apa kau benar-benar membenciku ?” tanya Yeon Hyo parau. Entah kenapa kilauan bening itu mulai menggenang di pelupuk mata Yeon Hyo.

            Kyuhyun tidak menjawab. Yang Yeon Hyo dengar hanyalah desahan nafas berat namja tampan itu di seberang sana.

            “Kau membenciku ? Jawab aku, Kyuhyun-ah !” pekik Yeon Hyo kesal. Yeoja itu kehilangan konsentrasi menyetir dan membuat laju mobil itu tidak seimbang.

            Kyuhyun mengatupkan rahangnya keras-keras. Menahan emosinya yang sebentar lagi mungkin akan meledak. Namja itu baru akan membuka mulutnya saat terdengar suara dentuman keras di ujung sambungan telepon bersamaan dengan teriakan seorang yeoja yang amat dia kenal.

              Yeon Hyo-ya ? Yeon Hyo-ya !! Kau kenapa ? Cepat jawab aku !!

            Yeon Hyo membuka matanya yang terasa berat. Yeoja itu terbatuk kecil dan berusaha meraih ponsel yang terlempar cukup jauh darinya. Tapi Yeon Hyo tidak bisa bergerak, tubuhnya serasa ditimpa benda yang cukup berat. Kakinya mati rasa. Gadis itu mengerang sesaat sebelum kesadarannya hilang.







~XXX~




            “Yeon Hyo ! Apa yang terjadi pada Yeon Hyo ?!” tanya Lee Donghae sambil menguncang-guncangkan tubuh Kyuhyun. Namja itu tampak frustasi. Berulang kali Donghae berjalan mondar mandir didepan ruangan yang tertutup rapat sambil sesekali menjerit kesal.

            “Molla...” sahut Kyuhyun pelan. Namja itu menunduk. Ada rasa menyesal yang menghantui pikirannya. Kenapa juga dia menelepon Yeon Hyo tadi ? Kenapa dia memarahinya ? Dan kata-kata kasar itu harus ia lontarkan pada Yeon Hyo ?

            “Hyung, mianhae....” ucap Kyuhyun yang membuat Lee Donghae lagi-lagi berteriak kesal. Sudah dua jam Yeon Hyo masuk kedalam ruangan serba putih itu. Tapi kenapa Uisa belum keluar juga ?

            “Eomma....” desis Yeon Ri sambil kembali menyeka air mata yang tidak sanggup lagi ditahannya. Yeoja itu mencengkram pergelangan tangan Nyonya Cho yang tampak begitu goyah dan terpukul.

            “Yeon Hyo eonni akan baik-baik saja, aku yakin hal itu eomma...” ucap Yeon Ri yang membuat Nyonya Cho menoleh. Garis kecantikan masih terpancar dari raut wajah wanita paruh baya itu. Nyonya Cho tidak menjawab, melainkan hanya menyeka air mata yang mengalir di pipi Yeon Ri.

            “Yeon Hyo eonni pernah melewati masa kritis satu kali sewaktu dia masih bayi.. Aku yakin dia juga pasti bisa melewati masa sulit ini...” ujar Yeon Ri lagi-lagi terdengar meyakinkan.

            Nyonya tersenyum tipis dan membelai rambut Yeon Ri dengan kasih sayang. Sedangkan Kyuhyun hanya bisa terpaku ditempatnya berdiri. Namja itu masih tidak menyangka kalau Yeon Hyo kecelakaan dan sekarang tengah berjuang melewati masa kritis didalam sana.

            Lee Donghae kembali berjalan mondar-mandir tidak karuan, berharap seseorang akan keluar dari ruangan itu dan membawa kabar gembira untuknya. Dan ternyata penantian Donghae tidak berlangsung lama.

            Seorang Uisa terlihat keluar dari ruangan itu dengan langkah cepat. Namja yang usianya mungkin di atas lima puluh tahun itu melambai ke arah Kyuhyun dan Donghae yang berdiri tak jauh dari pintu itu.

            “Keluarga Nona Cho ?”

            “Ne, aku Oppa kandungnya..” sahut Kyuhyun cepat.

            “Kebetulan sekali.. Keadaan Nona Cho tidak terlalu parah, hanya mengalami gegar otak ringan dan beberapa luka lecet di bagian kaki dan tangannya.. Tapi Nona Cho banyak kehilangan darah yang mengharuskan dia mendapatkan transfusi darah secepatnya untuk melewati masa kritis... Masalahnya golongan darah yang sesuai dengan Nona Cho tidak tersedia di Bank darah rumah sakit ini... Jadi lebih baik kalau ada pihak keluarga yang bisa mendonorkan darahnya untuk Nona Cho...”

            “Aku bisa mendonorkannya.. Yeon Ri juga bisa.. Kalau boleh tahu, apa golongan darah Yeon Hyo ? Dia sama sekali belum pernah memeriksakan golongan darahnya.. Jadi kami tidak tahu soal itu...” sahut Kyuhyun yang diiringi dengan anggukan ringan Yeon Ri.

            “Golongan darah AB, rhesus negatif.. Itu jenis golongan darah yang langka.. Bank darah rumah sakit ini hanya menyediakan golongan darah AB dengan rhesus positif...”

            “AB ? Rhesus negatif ? Apa dokter tidak salah periksa ?” tanya Kyuhyun sambil menoleh ke arah Yeon Ri yang sudah lebih dulu terdiam.

            “Ne, tidak salah lagi.. Bukankah kalian adalah saudara kandungnya ?”

            “Aku memang Oppa kandung Yeon Hyo, tapi golongan darahku A rhesus positif sedangkan Yeon Ri juga mempunyai golongan darah O rhesus positif yang berasal dari Appa yang telah lama meninggal... Eottohke ? Apakah eomma memiliki golongan darah AB ?” tanya Kyuhyun yang membuat Nyonya Cho tersentak.

            Wanita paruh baya itu menggeleng perlahan dan menghela nafas berat.

            “Golongan darahku juga A rhesus positif, Kyuhyun-ah...” jawab Nyonya Cho yang membuat Kyuhyun dan Yeon Ri tersentak. Keduanya saling pandang dan pada akhirnya larut dalam pikiran masing-masing.

            “Eomma... kenapa Yeon Hyo eonni memiliki golongan darah yang berbeda dari kita semua ? Apakah dia bukan anak kandung keluarga Cho ? Apakah itu benar eomma ?” tanya Yeon Ri hati-hati.

            Nyonya Cho tidak menjawab dan malah mengalihkan pandangannya. Kali ini menatap ke arah pintu ruangan yang terbuka sedikit itu. Lee Donghae yang sejak tadi hanya menyimak pembicaraan keluarga Cho itu hanya bisa terduduk lemas di kursi. Namja itu mengepalkan tangannya, tampak menahan emosi.

            “Eomma... Apakah dugaanku dan Yeon Ri itu benar ? Yeon Hyo bukanlah yeodongsaeng kandung-ku ? Apakah itu benar eomma ? Jawab aku !” desak Kyuhyun yang membuat Nyonya Cho menggeleng tegas.

            “Yeon Hyo itu saudara kandung kalian ! Sejak dulu memang seperti itu !”

            “Jika Yeon Hyo memang saudara kandung-ku, tidak mungkin dia mempunyai golongan darah yang berbeda dari kita semua, eomma !” pekik Kyuhyun kesal.

            “Bisakah kalian berhenti mempermasalahkan hal itu ? Nyawa Yeon Hyo terancam ! Kita harus mencari donor darah untuknya !” jawab Nyonya Cho yang membuat Kyuhyun mendengus.

            “Aku bisa mendonorkan darahku jika kalian mengizinkannya...” ujar Lee Donghae yang membuat Yeon Ri dan Kyuhyun menatapnya aneh.

            “Maksudmu ?”  tanya Kyuhyun parau.

            “Golongan darahku sama persis dengan Yeon Hyo... golongan darah AB rhesus negatif.. Eottohke ?”





-TO BE CONTINUED-






#JEDEEERRR !!!
Yeon Hyo bukan anak kandung keluarga Cho ! *plak*
Ahahahha XD
Yeon Hyo sama Lee Donghae udah tunangan tuh =.=
Tapi kenapa si Yeon Hyo jadi kecelakaan yaakk ? wkwkwkw

Gimana ? Gimana ceritanya ?
Aneh ? Gaje ? atau susah ditebak ? *plak*


Komment..komment...komment XD
Beri komentar tentang FF gak jelas ini, ne ?
*tebar menyan bareng kyukyu*



_Yoon Yeon Hyo_


CR : gaemgyuchokyuhyun.wordpress.com


@maudyodii_